Report of Lebaran Idul Fitri 2013

SUMBER

Lebaran gak mudik kata orang menyedihkan. Tapi liburan mudik bagi Dihas adalah mainstream. Sedangkan Dihas tidak menyukai hal-hal yang berbau mainstream. Bukan berarti kalo orang makan pake tangan adalah mainstream kemudian Dihas makan langsung  pake mulut kayak sapi. Atau kalo mainstream-nya orang kencing sambil jongkok, duduk atau berdiri, bukan berarti Dihas kencing sambil kayang atau koprol. Jangan sampai dengan mengatakan lebaran mudik adalah mainstream maka saudara sekalian menganggap Dihas adalah orang aneh, The damn freak man.

Lalu kenapa lebaran Dihas gak mudik. Pertama adalah Dihas gak punya uang buat mudik, uangnya sudah banyak dikeluarkan untuk kebutuhan yang memang sudah seharusnya, bukan foya-foya, hanya buat beli mobil baru. #matamu, cangkemmu njeplak

Bukan-bukan, bukan beli mobil kok. Tapi biasalah orang kalo mau sombong kan ngomongnya gitu padahal nothing. Intinya Dihas sedang bangkrut, neraca perekonomian Dihas sedang kacau. Namun masih bisa bertahan, hanya inflasi meninggi tapi tidak sampai tergiur untuk berhutang untuk sekedar berpenampilan hedon. Hutang kecil-kecilan lama-lama menjadi bukit dan kalau gak bisa bayar hutangnya yah dilupakan saja atau mohon penghapusan utang atas dasar pertemanan dan persahabatan, itulah mengapa kita harus bisa bersahabat dengan Bank Dunia dan IMF dan memanfaatkan kebaikan mereka. Emang mereka punya kebaikan? Ada yang tahu.
Hidup apa adanya lebih  tenang. Kalo baru bisa makan sama nasi pake garam yasudah dinikmati saja, nanti bakal nyesel kalo udah kaya raya mesti makan nasi tanpa lauk hanya pake garam karena kebanyakan penyakit dan gak bisa makan ini itu. Jadi Dihas ini siap menjadi orang kaya raya yang mesti makan nasi pake garam. #Ndasmu

Kedua, tiket pesawat harganya mahal banget. Emang pengusaha itu pake aji mumpung, mumpung pada butuh, mumpung bisa dapet untung gedhe. Sayang sekali kenapa dulu Habibie tidak bikin pesawat, pasti harga pesawatnya murah dan tentu saja harga tiket pesawat  akan murah. Berharap akan ada Habibie yang lain. Wahai kaum hawa, lahirkanlah para tunas bangsa yang berguna dan bermanfaat bukan sekedar menunjukkan kalo subur dan bisa meningkatkan populasi penduduk.

Ketiga adalah karena (sujud syukur) ada nota dinas untuk tetep masuk hari libur rame-rame. Jadi cuti bersamanya bisa dialihkan di kesempatan yang lain.

Keempat, seperti lebaran dua tahun yang lalu di Balikpapan, menyenangkan dan lebih khusuk dibandingkan lebaran di rumah. Minusnya hanya gak ketemu sodara-sodara, sanak kerabat dan tentu sungkem sama orang tua. Untungnya dalam keluarga saya tidak ada istilah sungkeman yang seperti orang Jawa walaupun saya asli Jawa walaupun dulu banyak yang bilang saya lebih mirip orang Mongolia tapi dulu saya merasa mirip Tom Cruise (dipersilahkan yang mau muntah). Saya biasanya meluk ayah, ibu dan adek dan mengucapkan selamat lebaran dan minal aidzin. Kalo soal maaf memaafkan, cenderung kalo ada salah saya langsung minta maaf, kadang kalo marahan sama ayah, ibu yang akan maksa segera minta maaf.

Lebaran hari pertama di Balikpapan, saya habiskan untuk misi balas dendam, makan layaknya prasmanan, semua makanan saya hajar, walaupun porsinya sedikit-sedikit. Lebaran hari kedua masih temanya kenyang sepanjang hari. Lebaran ketiga udah mulai deh gak ada yang namanya open house yang harus Dihas dapatkan. Kembali ke kenyataan awal, kenyataan sebagai anak kos. #dafuq

Kalo mau di-rate lebaran di Balikpapan 2013 mendapat rate 8,5 dari 10.

Pesan buat warga Balikpapan, tolong lebih peduli ke anak kos. Mereka yang gak mudik bisa dibilang seperti anak yatim piatu, sebatang kara.