Saturday 24 September 2011

Laporan PKL Has Got ACC and This is About Good Hearted


Judul  di atas menggambarkan kemampuan bahasa inggeris dihas. Sillahkan dinilai, sudah pantas dikatakan jago bahasa inggeris atau sudah mahir..?? J

Well, dihas mau cerita good heated does exist seperti yang dilakukan oleh mas Nuel di pagenya yang ini. Baca baik-baik, jangan sambil beol ya bacanya. :P


Malam yang gelap membuat suasana hati dihas semakin gelap, pasalnya setelah untuk yang kesekian kalinya direvisi laporan PKL-nya sekarang harus direvisi, padahal besok harus sudah dikumpulin.  Mau ndak mau malam ini dihas kembali berangkat menemui pak dosen setelah sore hari melakukan editing sedikit seperti yang diinginkan oleh pak dosen dan mengeprint lagi. By the way, ngeprint adalah kegiatan paling menyebalkan selama melakukan tugas membuat laporan PKL, pasalnya dihas tidak mempunyai printer dan kalau mau ngeprint diluar mahal, 1500 satu lembar, padahal Cuma print hitam saja, maklum Balikpapan. Yang sudah pernah ke Balikpapan pasti tahu dan mafhum, kalau yang belum bisa baca deskripsi kecil dihas tentang Balikpapan disini.

Malam itu, dihas berangkat jam 7 malam dari kosan. Namun karena Yudi, salah satu member kelompok dengan dihas mau barengan dan dia baru ngeprint, dihas menunggu. Akhirnya jam 8 dihas dan yudi berangkat, naek angkot tentunya.

Jam 8.30 malam sampai di depan pintu rumah pak dosen yang kebetulan pak dosen sedang membaca koran malam (emang ada?) sambil nonton TV. Dihas dan yudi “disumonggoaken” (red Dipersilahkan) masuk. Kami berdua dibantai dan direvisi  lagi. Namun beruntung dihas ditandatangani karena yang dihas harus edit lagi hanya sedikit dan tidak terlalu prinsipil, good hearted yang pertama. Yudi belum dapat tandatangan karena revisinya terlalu banyak dan diminta menemui pak dosen di kantornya besok siang sekitar jam 10. O ya, pak dosen ini adalah kasi kepabeanan dan cukai di KPPBC TMP Balikpapan.

Setelah kami berdua hampir selesai, mucullah Yudo dan Yuda. Oya kelompok dihas dihuni oleh dihas, isoel, surya, yuda, yudi dan yudo. Dihas dan yudi menunggu yuda dan yudo, gak terlalu lama mereka dibantai. Berempat pulang, kurangajarnya, yuda dan yudo ternyata naek motor, namun dengan rasa korsa, yuda dan yudo ngegenjot motornya setelah dihas dan yudi mendapatkan angkot.

Ni good hearted yang kedua, angkot yang kami tumpangi bukan jurusan yang kami tuju, yaitu terminal BP. Terminal BP dan rumah dosen, di belakang BRI lumayan jauh kalau harus jalan kaki. Sopir angkot yang tadi malah menawari dihas dan yudi untuk ikut angkotnya sampai di balcony dimana angkot ke terminal BP masih ada, tanpa minta bayarin pula.

Sampai di depan pertigaan balcony, dihas dan yudi mendapatkan angkot yang sudah penuh dan sopir angkotnya menolak untuk mengangkot dihas dan yudi. Dihas dan yudi ganti arah menuju angkot yang sepi, untungnya langsung berangkat. Di tengah jalan dihas melihat angkot yang penuh tadi dan melihat si sopirnya yang menolak mengangkotnya yang ternyata masih anak-anak usia sekitar masih di bawah 20 tahun dan yang membuat terkejut adalah si sopir angkot mambagi senyum di malam yang suram dan sedikit menyenangkan itu. Good hearted yang ketiga, senyum adalah ibadah yang paling murah namun paling tidak mudah dilakukan apalagi oleh orang-orang kaya. Karena kebanyakan orang kaya menganggap tidak ada gunanya memberi senyum kepada orang yang tidak seberuntung dia dalam hal harta. Senyum si sopir angkot itu, walaupun tidak semanis senyum mantan pacar dihas, dian sastro, namun memberikan kesejukan arti keramahan masyarakat ketimuran.

Well, itu cerita petualangan dihas mencari tanda tangan dosen, bagaimana dengan ceritamu…??

Note: kenangan laporan PKL dihas ditandatangani oleh dosen pada tanggal 15 September 2011

6 comments:

  1. *plak* Dian satro mantan pacarnya? hahahahaha keep smiling!!!! *sok inggeris*

    ReplyDelete
  2. beneran....
    masak gak percaya sih reza...??

    ReplyDelete
  3. salam kenal!

    masih berkutat dengan laporan PLP ya gan? kalo saya sih udah, ga pake revisi lagi, langsung sidang aja..tapi sekarang kena batunya, udah 4 kali revisi bab I skirpsi, belum juga di acc. Shit ga ketulungan!
    btw, masih kalah tuh harga printnya..di Jayapura, sekali print harganya goceng! mampus ga tuh!

    ReplyDelete
  4. ya mas fier....
    tinggal nunggu dosen penilai saja...
    semoga bisa cepet...
    :P

    salam kenal ya...
    trims udah ngunjungi blog saya...
    :)

    ReplyDelete
  5. 1500 hitam putih selembar? mahal banget

    ReplyDelete
  6. emang mahal kok mas r10....
    :)
    ga percaya..??
    sini print saja...
    :P

    ReplyDelete

silahkan berkomentar, tidak dipungut biaya..! apabila ada kata yang salah dalam hal deskripsi apa pun tentang isi dari postingan zonesa.blogspot.com, mohon kritik dan sarannya agar lebih baik. terimakasih dan salam hangat. Sehangat pelukan pasangan Anda.