Ilustrasi |
Sebagai
warga negara yang baik adalah menerima kebijakan yang diambil oleh
Pemerintahan..? Benarkah..? Selalu begitukah..?
BBM
naik dua ribu Rupiah, apakah itu lelucon karena seorang Presidennya adalah
nomor urut dua ketika masa pemilihan? Mungkin seandainya calon satunya lagi
yang menjadi Presiden, BBM naik seribu Rupiah. Seperti ungkapan, siapa pun
Presiden-nya, BBM pantas naik. Menjadi Presiden ternyata tidak terlalu
menyenangkan ketika kebijaknnya pun bisa dijadikan sebuah lawakan, atau mungkin
sebenarnya itu adalah hiburan atas duka nestapa atas BBM naik, duka nestapa
atas sebuah kebijakan.
BBM
naik tidak masalah asalkan investasi pembangunan meningkat, jalan-jalan mulus,
fasilitas umum, sekolah, rumah sakit, puskesmas, dan lain sebagainya menjadi
layak. Tidak ada sekolah tanpa atap yang dengan satir disebut sebagai sekolah
alam. Rumah Sakit menyambut semua pasien sehingga tidak ada ungkapan orang
miskin tidak boleh sakit, padahal sakit bukan hanya hak orang kaya saja, orang
miskin pun kadang ada yang ingin merasakannya.
BBM
naik karena konsumsi BBM lebih banyak dinikmati oleh orang kaya, orang dengan
mobil sport dengan cc besar yang tidak mampu membeli BBM tanpa subsidi
sehingga ada ungkapan membeli mobil-nya saja mampu tapi membeli BBM nya masih
minta negara, memang itu bukan kejahatan, bukan juga menyalahi HAM, tapi itu
memalukan, ngisinke kata orang desa yang konsumsi BBM sepuluh ribu
rupiah untuk tiga hari. Jadi jika BBM naik dua ribu Rupiah saja, jika mereka
yang bermobil mewah, bermobil sporty tetap diijinkan membeli BBM
bersubsidi, saya rasa mereka tidak keberatan, sama sekali tidak keberatan,
bahkan itu berita biasa saja bagi mereka seperti ketika melihat seorang gelandangan
diberitakan mati kedinginan di bawah langit dengan perut kelaparan.
Katanya
dengan naik dua ribu Rupiah mereka yang gedung sekolahnya dari kayu dan atapnya
dari pelepah rumbia bisa merasakan memiliki gedung sekolah dari dinding bata
dan lantai keramik serta dinginnya AC. Pataskah rakyat miskin saling mengulurkan
bantuan duaribu Rupiah untuk saudara nya yang miskin yang ingin memiliki gedung
sekolah tembok dan lantainya keramik? Mungkin tidak pantas tapi sesama orang
miskin layak saling menolong karena mereka yang kaya masih memikirkan bensin
subsidi untuk mengisi mobil-mobil mereka. Yang sangat tidak layak adalah orang
miskin membantu orang kaya. Ini bukan masalah tangan di atas lebih baik dari
pada tangan di bawah, tapi tangan siapa yang terluka dan siapa yang pantas
membalut luka dan menyembuhkannya.
BBM
naik, semua harga naik, naiknya lebih gila daripada naiknya harga BBM, harga
diri pun sebenarnya ikut naik, sekarang rakyat Indonesia mampu membeli BBM yang
naik duaribu Rupiah. Tapi bukan harga diri masalahnya, tapi karena tidak ada
bahan bakar selain BBM yang mudah dicari dan cocok untuk kendaraan yang
dipasarkan dan dijual serta diimpor sebanyak-banyaknya. Dulu pernah ada air
bisa dijadikan bahan bakar pengganti BBM, ternyata air nya adalah air minum dan
mesinnya adalah kayuhan sepeda, tak masalah seandainya jarak 5 KM, jikalau 50
KM tentu itu adalah hal yang menakjubkan jika mampu setiap hari menggunakan air
sebagai bahan bakar.
Mungkinkah
kita akan kembali ke zaman kejayaan Majapahit dimana kuda adalah alat
transportasi, tidak seperti sekarang, kuda lebih banyak dinikmati sebagai sate,
gulai, atau hanya susunya. Mungkin investasi peternakan kuda tidak akan pernah
sia-sia, tidak perlu Pemerintah menciptakan mobil nasional tapi kuda nasional.
Tentu lebih hijau, dan pastinya tidak polusi.
Well,
BBM naik, asalkan tidak membuat darah naik. Hipertensi dapat membunuh. Pasti
ada hikmah dibalik naiknya harga BBM. Pasti ada.
naik bbm gapapa yang penting uangnya banyak .. jd gamasalah buat yang rezekiny ada ..wkwks
ReplyDeleteoke deh...
Deleteni kayaknya uangnya banyak jd gak masalah...
yah masalah BBM memang kompleks :) tapi saya sih dukung2 aja bbm naik
ReplyDeleteoke kalo anda mendukung, alasannya apa..?
Deletewalau bagaimanapun..BBM harganya bakalan naik,....kalo sudah naik...yg penting pemerintah bisa menjaga agar stock BBM-nya tetap ada...jangan sampe hilang di pasaran......parah kalo harga BBM naik...lalu BBM-nya di SPBU sudah nggak ada...alias hilang......
ReplyDeletekeep happy blogging always...maaf baru bisa mampir kemari.....salam dari makassar :-)
oke yg penting ada stock, mahal gak masalah daripada jalan kaki ya kang...?
DeleteLucu baca ini: "orang miskin pun kadang ada yang ingin merasakannya."
ReplyDeleteBukannya sakit itu semua orang ingin ngindarin ya, has? Hahaha
ya kali saja ada mas Nuel....
Deletehihihihiiii...
Maaf, becanda doang. Hehehe
ReplyDeletesantai aja mas...
Deletekalau bagi saya gimana baik nya saja lah....
ReplyDeletenumpang promo ya gan goresan-gunawan.blogspot.com
oke bro...
Deletesilahkan....
oke bro...
Deletesilahkan....
sepertinya kalo kembali ke masa majapahit..itu nggak bakalan terjadi dech..,,BBM mau naik atau turun..itu adalah urusan oemerintah...sebagai rakyat..kita hanya bisa mengawasi..semoga dana subsidi itu dialihkan ke jalan yang benar benar peruntukannya untuk kepentingan rakyat......
ReplyDeletekeep happy blogging always..salam dari makassar :-)
kalo beneran terjadi ya gak papa sih.....
Deletesaya fine-fne aja Jakarta macet gara2 kuda.
hihihihihihi...
YAH, MAU BAGAIMANA LAGI SEBAGAI RAKYAT KECIL PASTI IKUT MERASAKAN IMBASNYA!
ReplyDeleteSeandainya kuda liar itu ada dimana-mana...
ReplyDeletemau deh tangkep satu lalu seterusnya ke kampus pake kuda aja..
BBM nya gampang
rumput pinggir jalan
hi hi hi
BBM memang bikin pusing. btw, kalo bukunya dah sold biasanya dihapus dari postingan biar ga berat loadingnya.
ReplyDelete