Monday, 11 March 2013

Di sana dan Di sini

sumber


Setiap hari matahari bersinar dari timur, entah itu dilihat dari sana atau dari sini. Kebahagiaan di sana tidak terlihat seperti kebahagiaan di sini, begitu juga dengan kebahagiaan di sini tidak terlihat seperti kebahagiaan di sana. Kesusahan di sana belum tentu terlihat kesesusahan di sini, kesusahan di sini belum tentu terlihat kesusahan di sana. Hidup ini adalah saling melihat, sawang sinawang. Melihat adalah yang paling mudah. Tapi melakukannya adalah hal yang sulit. Hidup seperti melihat sebuah film.

Malpan setiap hari tidak pernah sarapan bahkan kadang tidak mandi apalagi pakai parfum. Begitu matahari mengudara Malpan sudah berkeringat. Dari pagi Malpan mengayuh becaknya sampai siang. Bernafas dan merasakan kebahagiaan di atas becaknya. Setiap kayuhan becaknya Malpan lakukan dengan tersenyum, setiap upah atas jasanya selalu diterima dengan syukur, tukang becak adalah kehidupan Malpan.

Tidak dipedulikan gengsinya lagi. Malpan sudah sangat hafal orang akan tampak tidak meneruskan pertanyaan ketika pertanyaan pertama yang diajukan adalah tentang pekerjaannya. Tidak ada pengalaman atau sesuatu yang menarik untuk ditanyakan dari seorang yang mengayuh becak. Malpan sadar betul itu. Berbeda dengan teman-temannya yang sudah menjadi pejabat dan bos di kota besar yang hidup dengan serba kemewahan. Itulah mengapa Malpan enggan dengan acara reuni karena ini terkesan acara yang menyudutkannya.

Tapi Malpan bangga menjadi tukang becak karena membecak adalah pekerjaannya. Dengan membecak anaknya bisa sekolah bahkan anak tertuanya ada yang menjadi guru. Dengan membecak Malpan mempunyai perempuan cantik yang selalu menemaninya di rumah kecil sederhananya. Dengan membecak Malpan bahagia. Malpan tidak pernah risau ketika ada yang namanya big sale, diskon besar-besaran. Malpan tidak pernah risau ada film baru dan berkategori harus ditonton. Malpan tidak pernah risau terkena penyakit darah tinggi, liver, jantung atau kanker karena yang dimakannya adalah yang tumbuh di pekarangan kecilnya.


Di sana, teman-teman Malpan sibuk mengurus apa yang namanya bantuan sosial untuk orang-orang seperti Malpan. Bahkan ada yang kurang ajar menamainya raskin, beras miskin. Mereka ingin menolong atau menghina. Seakan tipis bedanya dan hanya Tuhan yang tahu.

Malpan semakin bersyukur dan menikmati  bahwa hidupnya adalah sebuah kebahagiaan ketika menonton TV, sebuah berita disiarkan, seorang pejabat mengkorupsi uangnya (uang rakyat) yang sedianya akan digunakan untuk membangun sebuah gedung olahraga.

Malpan sedih dan turut berduka untuk pejabat itu karena pejabat itu adalah temannya, Urban. Malpan kemudian meraih handphone-nya yang butut model lama yang sinyalnya masuk juga jarang-jarang karena penguat sinyalnya sudah berubah menjadi pelemah sinyal bukan karena Malpan tinggal di pedalaman hutan. Malpan menulis sms untuk Urban, “semoga kau diberi ketabahan. Ini adalah cobaan. Kau pasti akan dapat melewatinya”.

30 comments:

  1. asalkan sekarang kita tidak hanya bisa ngomong soal pejabat korup,
    karena yang terpenting, sampai mati kita harus tidak korup..

    ReplyDelete
  2. aku belum pernah reuni, pernah diajak tapi malas datang

    ReplyDelete
  3. semangat ya Mas Malpan, semoga bisa jadi penjabat yang diinginkan rakyat, *nah lho

    ReplyDelete
  4. apapaun pekerjaan kita yang penting halal :D

    ReplyDelete
  5. ya semoga teman malpan tabah menghadapi akibat dari perbuatannya, bukan musibah tapi menuai buah dari tanaman hidupnya sendiri.

    ReplyDelete
  6. ( ˙⌣˙)/(˘̩̩̩^˘̩̩̩ƪ) pukpuk mas malpan ..

    ReplyDelete
  7. ceritanya mudah dicerna... ini nyata apa fiksi?

    tapi bener juga sih, kalo udah tau pekerjaan seseorang sebagai tukang becak tuh pasti udah enggak ada pertanyaan susulan

    ReplyDelete
    Replies
    1. fiksi saja kok...
      belajar menulis cerpen kok...
      :)

      Delete
  8. Ya sabar saja. Hidup ini memang penuh dengan cobaan. Kekayaan dan kemiskinan kedua2nya adalah ujian. Tinggal bagaimana sikap kita saja untuk menghadapi semua itu :)

    ReplyDelete
  9. Bantuan berkedok sosial tapi sebenarnya melecehkan semisal raskin. Tidak seberapa bantuannya tapi ngantrinya ini yang panjang.

    ReplyDelete
  10. teman-temanku sudah banyak yg jadi orang elit - aku malu kalau reunian

    ReplyDelete
  11. Kisah ini nyata apa fiktif belaka? bagus ceritanya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. fiktif bang tp diambil dari kisah nyata...
      :P

      Delete

silahkan berkomentar, tidak dipungut biaya..! apabila ada kata yang salah dalam hal deskripsi apa pun tentang isi dari postingan zonesa.blogspot.com, mohon kritik dan sarannya agar lebih baik. terimakasih dan salam hangat. Sehangat pelukan pasangan Anda.