sumber |
Setiap hari matahari bersinar dari
timur, entah itu dilihat dari sana atau dari sini. Kebahagiaan di sana tidak
terlihat seperti kebahagiaan di sini, begitu juga dengan kebahagiaan di sini
tidak terlihat seperti kebahagiaan di sana. Kesusahan di sana belum tentu
terlihat kesesusahan di sini, kesusahan di sini belum tentu terlihat kesusahan
di sana. Hidup ini adalah saling melihat, sawang sinawang. Melihat
adalah yang paling mudah. Tapi melakukannya adalah hal yang sulit. Hidup
seperti melihat sebuah film.
Malpan setiap hari tidak pernah sarapan
bahkan kadang tidak mandi apalagi pakai parfum. Begitu matahari mengudara
Malpan sudah berkeringat. Dari pagi Malpan mengayuh becaknya sampai siang.
Bernafas dan merasakan kebahagiaan di atas becaknya. Setiap kayuhan becaknya
Malpan lakukan dengan tersenyum, setiap upah atas jasanya selalu diterima
dengan syukur, tukang becak adalah kehidupan Malpan.
Tidak dipedulikan gengsinya lagi. Malpan
sudah sangat hafal orang akan tampak tidak meneruskan pertanyaan ketika
pertanyaan pertama yang diajukan adalah tentang pekerjaannya. Tidak ada
pengalaman atau sesuatu yang menarik untuk ditanyakan dari seorang yang
mengayuh becak. Malpan sadar betul itu. Berbeda dengan teman-temannya yang
sudah menjadi pejabat dan bos di kota besar yang hidup dengan serba kemewahan.
Itulah mengapa Malpan enggan dengan acara reuni karena ini terkesan acara yang
menyudutkannya.
Tapi Malpan bangga menjadi tukang becak
karena membecak adalah pekerjaannya. Dengan membecak anaknya bisa sekolah
bahkan anak tertuanya ada yang menjadi guru. Dengan membecak Malpan mempunyai
perempuan cantik yang selalu menemaninya di rumah kecil sederhananya. Dengan
membecak Malpan bahagia. Malpan tidak pernah risau ketika ada yang namanya big
sale, diskon besar-besaran. Malpan tidak pernah risau ada film baru dan
berkategori harus ditonton. Malpan tidak pernah risau terkena penyakit darah
tinggi, liver, jantung atau kanker karena yang dimakannya adalah yang tumbuh di
pekarangan kecilnya.
Di sana, teman-teman Malpan sibuk
mengurus apa yang namanya bantuan sosial untuk orang-orang seperti Malpan.
Bahkan ada yang kurang ajar menamainya raskin, beras miskin. Mereka ingin
menolong atau menghina. Seakan tipis bedanya dan hanya Tuhan yang tahu.
Malpan semakin bersyukur dan
menikmati bahwa hidupnya adalah sebuah
kebahagiaan ketika menonton TV, sebuah berita disiarkan, seorang pejabat
mengkorupsi uangnya (uang rakyat) yang sedianya akan digunakan untuk membangun
sebuah gedung olahraga.
Malpan sedih dan turut berduka untuk
pejabat itu karena pejabat itu adalah temannya, Urban. Malpan kemudian meraih
handphone-nya yang butut model lama yang sinyalnya masuk juga jarang-jarang
karena penguat sinyalnya sudah berubah menjadi pelemah sinyal bukan karena
Malpan tinggal di pedalaman hutan. Malpan menulis sms untuk Urban, “semoga kau
diberi ketabahan. Ini adalah cobaan. Kau pasti akan dapat melewatinya”.
asalkan sekarang kita tidak hanya bisa ngomong soal pejabat korup,
ReplyDeletekarena yang terpenting, sampai mati kita harus tidak korup..
yap...
Deletesetuju bro..
:)
aku belum pernah reuni, pernah diajak tapi malas datang
ReplyDeletereuni..? hmmm....
Delete:)
semangat ya Mas Malpan, semoga bisa jadi penjabat yang diinginkan rakyat, *nah lho
ReplyDeletelho kok....
Deletepie..?
apapaun pekerjaan kita yang penting halal :D
ReplyDeleteamiiin..
Delete:)
ya semoga teman malpan tabah menghadapi akibat dari perbuatannya, bukan musibah tapi menuai buah dari tanaman hidupnya sendiri.
ReplyDeleteamiiin....
Delete:)
Oh, Malpan.
ReplyDeleteoooh
Delete.. emmmmmmmmmm,, ..
ReplyDeletehmmm....
Delete( ˙⌣˙)/(˘̩̩̩^˘̩̩̩ƪ) pukpuk mas malpan ..
ReplyDeletehahhaaa.....
Deleteceritanya mudah dicerna... ini nyata apa fiksi?
ReplyDeletetapi bener juga sih, kalo udah tau pekerjaan seseorang sebagai tukang becak tuh pasti udah enggak ada pertanyaan susulan
fiksi saja kok...
Deletebelajar menulis cerpen kok...
:)
Ya sabar saja. Hidup ini memang penuh dengan cobaan. Kekayaan dan kemiskinan kedua2nya adalah ujian. Tinggal bagaimana sikap kita saja untuk menghadapi semua itu :)
ReplyDeletebener banget...
Delete:)
Bantuan berkedok sosial tapi sebenarnya melecehkan semisal raskin. Tidak seberapa bantuannya tapi ngantrinya ini yang panjang.
ReplyDeleteiya tuuuh....
Deletekasihan..
keren bikinanmu, mas
ReplyDelete:)
heheee..
Deleteiseng bang..
:)
teman-temanku sudah banyak yg jadi orang elit - aku malu kalau reunian
ReplyDeleteelit-ekonomi sulit
Deletesip sip....
ReplyDeletesipppp...
Deletecm ga sesip mbak SCB..
:)
Kisah ini nyata apa fiktif belaka? bagus ceritanya.
ReplyDeletefiktif bang tp diambil dari kisah nyata...
Delete:P