Biang Kerok

H+8, mudik yang indah. Rame-rame berangkatnya, rame-rame mudiknya. Berangkatnya penuh kisah, apalagi mudiknya. (baca)

Mulai dari mobil yang katanya datang jam 10 malam yang tiba-tiba datang jam 9 malam. Berkemas-kemas instan, 5 menit, seperti nyeduh mie instan. Eh lhadalah, sampai di pelabuhan ketinggalan Ferry (bukan nama orang). Yasudah, apa daya, ini mungkin yang namanya takdir, susah diubah namun bisa digantikan lain waktu. Tak dapat Ferry jam 10, siap-siap menunggu Ferry jam 00.30.

Ada salah satu teman, sebut saja Hamid, entah kenapa masuk angin. Hamid yang sudah profesional dan pengalaman akan masuk angin langsung saja makan pop mie (ini bukan obat namun jika masuk angin cukup bisa diandalkan untuk mengeluarkan angin).

Kemudian ada satu teman lagi, Ari Wibowo namanya (bukan adeknya Fauzi Wibowo). Entah hobi atau kegemaran, dengan telaten dan penuh perasaan mengerok Hamid. Dikerok dari atas ke bawah, kadang menyilang dan melintang ke kanan atau ke kiri. Pake uang gopek logam.