Wednesday, 15 August 2012

KPK dan Polri: Semoga Segera Berbaikan

sumber


Masih hangat, media memberitakan tentang KPK menjerat dua jenderal polisi dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi pengadaan alat simulator untuk surat ijin mengemudi (SIM) dengan nilai proyek mencapai  Rp 198 Miliar (baca VOA), yang kemudian menjadi pertentangan kedua lembaga pemerintah, Polri dan KPK. Kedua lembaga tersebut merasa berhak dan mempunyai kemampuan serta tanggung jawab yang sama dalam pengusutan kasus korupsi pengadaan alat simulator surat ijin mengemudi tersebut.

Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa satu kasus saja harus diperebutkan oleh dua lembaga pemerintah? Apakah ini akibat dari kedua lembaga tersebut mempunyai kewenangan dan tanggung jawab yang sama? Atau karena hanya sekedar arogansi dan citra sehingga kedua lembaga negara tersebut harus berpolemik siapa yang harus dan berhak menyelesaikan masalah dugaan korupsi yang ada di tubuh Polri.

Voa melaporkan, Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha mengatakan, tidak ada konflik antara Polri dan KPK dalam menangani kasus yang telah dilaporkan kepada Presiden SBY tersebut. Menurut Julian, masing-masing instansi penegak hukum, baik Polri maupun KPK, memiliki kewenangan berdasarkan Undang Undang.


Namun baru-baru ini, para aktivis pegiat antikorupsi dari sejumlah organisasi di Jakarta,antara lain Transparency International Indonesia, Indonesia Corruption Watch (ICW), Kontras, LBH Jakarta dan Imparsial, mendesak kepolisian agar menghentikan penyidikan atas dugaan kasus korupsi pengadaan Simulator SIM tersebut.

Para aktivis  menyatakan biasanya proses hukum terhadap para perwira tinggi yang diduga melakukan tindak pidana korupsi berhenti di tengah jalan, jika ada sanksi yang diterapkan hanya pada level pelanggaran etik saja.

Ada sebuah humor (baca disini) yang mengatakan bahwa kasus dugaan korupsi yang ada di tubuh Polri tidak akan selesai, alasannya karena:
1.   Kapolrinya bernama Timur Pradopo
Timur kalau dibalik akan menjadi rumit. Nah kasus dugaan korupsi ini akan menjadi rumit dan berbelit-belit.
2.   Karena Kabareskrimnya bernama Sutarman
Sutarman kalau dibalik akan menjadi namratus. Mungkin butuh waktu namratus bulan atau tahun kasus dugaan korupsi ini akan selesai.
3.   Karena Bapak Presiden kita bernama SBY
SBY kalau dibalik kan menjadi YBS, yang singkatan dari Ya Biarin Saja. Pak SBY tidak  mau ikut campur dan hanya melihat dan memantau saja.

Namun ada optimistis yang ditulis VOA bahwa pengungkapan kasus korupsi yang diduga melibatkan aparat kepolisian ini akan lebih transparan dan objektif, sesuai dengan perkataan Pengamat Keuangan Negara Deny Purwo Sambodo,  alumni pasca sarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Semoga hal ini bener-benar bisa  terwujud, tidak hanya sekedar harapan tentang penegakan hukum yang transparan dan obyektif. Amiin.

Sumber:

33 comments:

  1. semoga,
    kalau petinggi negaranya aja kayak gitu, kasian sama pendudukan, bingung harus contoh yang mana :)_

    ReplyDelete
  2. itu soal jokenya, ati2 aja lho.... tar kayak prita lagi... :P

    ReplyDelete
  3. semoga saja mereka bisa saling bkerja sama memberantas korupsi,, termasuk korupsi di kepolisian sendiri.

    ReplyDelete
  4. hehehe jika ajja emang beneran ada tuu sii jin yang di iklan.. panggil dia ajja lah buat ngilangin korupsi di endonesa :(

    ReplyDelete
  5. bikin mumet ya
    kalo yang seharusnya jadi penengah aja dah tawuran mulu

    ReplyDelete
  6. harus di usut bukan oleh polri kalau mau beres

    ReplyDelete
  7. duh ribet amat, kalo berani jangan pada rebutan, yang ada kerjasama dua-duanya demi kepentingan publik. x___x

    ReplyDelete
  8. YBS wae lah... sing penting sesuk mudik.. haha.. *ra nyambung

    ReplyDelete
  9. ahahahaha... itu kok keren sih bisa dibalik2 dan memiliki arti gitu. kalo saya aji, kalo dibalik... ija? ah sudah lah.

    emang dua lembaga itu kenapa beradu mulu ya? karna sama2 punya power kah? hem...

    ReplyDelete
    Replies
    1. punya power tapi beda habitat gan

      Delete
    2. hmmm...
      bukan saya yg ngebalik./....
      saya hanya meneruskan saja..
      kali saja bermanfaat dan menghilangkan stress (humornya)

      maksud beda habitat gmn ya..??

      Delete
  10. apa mungkin transparansi akan terjadi kalau polisinya memeriksa dan menyidik prilaku korup sesama anggota polisi , menurut saya sebaiknya diserahkan kepihak yang tidak ada sangkutpautnya dengan kepolisian alias pihak yang netral :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmm.....
      tergantung pengawasan internalnya...
      :)

      Delete
  11. kenalan dulu sebelum berkomentar lebih jauh :)

    ReplyDelete
  12. Kayak sinetron saja semua ini, kalo nggak mulur-mulur paling ya lucu-lucuan

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmmm...
      kita lihat dan nonton saja... (itu kapasitas kita)

      Delete
  13. ada-ada aja ya kasus di Indonesia
    :p

    ReplyDelete

silahkan berkomentar, tidak dipungut biaya..! apabila ada kata yang salah dalam hal deskripsi apa pun tentang isi dari postingan zonesa.blogspot.com, mohon kritik dan sarannya agar lebih baik. terimakasih dan salam hangat. Sehangat pelukan pasangan Anda.