sumber |
Masih hangat, media memberitakan tentang KPK menjerat dua jenderal polisi dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi
pengadaan alat simulator untuk surat ijin mengemudi (SIM) dengan nilai proyek
mencapai Rp 198 Miliar (baca VOA), yang kemudian
menjadi pertentangan kedua lembaga pemerintah, Polri dan KPK. Kedua lembaga tersebut
merasa berhak dan mempunyai kemampuan serta tanggung jawab yang sama dalam
pengusutan kasus korupsi pengadaan alat simulator surat ijin mengemudi
tersebut.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa satu
kasus saja harus diperebutkan oleh dua lembaga pemerintah? Apakah ini akibat
dari kedua lembaga tersebut mempunyai kewenangan dan tanggung jawab yang sama?
Atau karena hanya sekedar arogansi dan citra sehingga kedua lembaga negara
tersebut harus berpolemik siapa yang harus dan berhak menyelesaikan masalah
dugaan korupsi yang ada di tubuh Polri.
Voa melaporkan, Juru Bicara Presiden,
Julian Aldrin Pasha mengatakan, tidak ada konflik antara Polri dan KPK dalam
menangani kasus yang telah dilaporkan kepada Presiden SBY tersebut. Menurut
Julian, masing-masing instansi penegak hukum, baik Polri maupun KPK, memiliki
kewenangan berdasarkan Undang Undang.
Namun baru-baru ini, para aktivis pegiat antikorupsi dari sejumlah organisasi di Jakarta,antara lain Transparency International Indonesia, Indonesia Corruption Watch (ICW), Kontras, LBH Jakarta dan Imparsial, mendesak kepolisian agar menghentikan penyidikan atas dugaan kasus korupsi pengadaan Simulator SIM tersebut.
Para aktivis menyatakan biasanya proses hukum terhadap para perwira tinggi yang diduga melakukan tindak pidana korupsi berhenti di tengah jalan, jika ada sanksi yang diterapkan hanya pada level pelanggaran etik saja.
Ada sebuah humor (baca disini) yang
mengatakan bahwa kasus dugaan korupsi yang ada di tubuh Polri tidak akan
selesai, alasannya karena:
1.
Kapolrinya bernama
Timur Pradopo
Timur
kalau dibalik akan menjadi rumit. Nah kasus dugaan korupsi ini akan menjadi
rumit dan berbelit-belit.
2.
Karena Kabareskrimnya
bernama Sutarman
Sutarman
kalau dibalik akan menjadi namratus. Mungkin butuh waktu namratus bulan atau
tahun kasus dugaan korupsi ini akan selesai.
3.
Karena Bapak Presiden
kita bernama SBY
SBY
kalau dibalik kan menjadi YBS, yang singkatan dari Ya Biarin Saja. Pak SBY
tidak mau ikut campur dan hanya melihat
dan memantau saja.
Namun ada optimistis yang ditulis VOA bahwa pengungkapan kasus korupsi yang diduga melibatkan aparat kepolisian ini
akan lebih transparan dan objektif, sesuai dengan perkataan Pengamat Keuangan
Negara Deny Purwo Sambodo, alumni pasca sarjana Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Semoga hal ini bener-benar bisa
terwujud, tidak hanya sekedar harapan tentang penegakan hukum yang
transparan dan obyektif. Amiin.
Sumber:
semoga,
ReplyDeletekalau petinggi negaranya aja kayak gitu, kasian sama pendudukan, bingung harus contoh yang mana :)_
yang baik aja mas yg dicontoh....
Delete:)
itu soal jokenya, ati2 aja lho.... tar kayak prita lagi... :P
ReplyDeletehmmm...
Deletekan aku mencantumkan sumbernya...
:)
semoga saja mereka bisa saling bkerja sama memberantas korupsi,, termasuk korupsi di kepolisian sendiri.
ReplyDeleteamiiin...
Delete:)
hehehe jika ajja emang beneran ada tuu sii jin yang di iklan.. panggil dia ajja lah buat ngilangin korupsi di endonesa :(
ReplyDeletehahhaaa......
Deletemanjur pastinya..
:P
bikin mumet ya
ReplyDeletekalo yang seharusnya jadi penengah aja dah tawuran mulu
hmmm........
Deletekerjasama lebih baik
ReplyDeleteboleh juga...
Delete:)
harus di usut bukan oleh polri kalau mau beres
ReplyDeletekalau gitu oleh sapa...??
Deleteduh ribet amat, kalo berani jangan pada rebutan, yang ada kerjasama dua-duanya demi kepentingan publik. x___x
ReplyDeleteyoi..
Deletesetuju..
:)
itulah indonesia sob hehe.
ReplyDeleteah yg bener...??
DeleteYBS wae lah... sing penting sesuk mudik.. haha.. *ra nyambung
ReplyDeletehahaa...
Deleteselamat mudik...
:)
ahahahaha... itu kok keren sih bisa dibalik2 dan memiliki arti gitu. kalo saya aji, kalo dibalik... ija? ah sudah lah.
ReplyDeleteemang dua lembaga itu kenapa beradu mulu ya? karna sama2 punya power kah? hem...
punya power tapi beda habitat gan
Deletehmmm...
Deletebukan saya yg ngebalik./....
saya hanya meneruskan saja..
kali saja bermanfaat dan menghilangkan stress (humornya)
maksud beda habitat gmn ya..??
apa mungkin transparansi akan terjadi kalau polisinya memeriksa dan menyidik prilaku korup sesama anggota polisi , menurut saya sebaiknya diserahkan kepihak yang tidak ada sangkutpautnya dengan kepolisian alias pihak yang netral :)
ReplyDeletehmmm.....
Deletetergantung pengawasan internalnya...
:)
semoga saja ya ^_^
ReplyDeleteamiin...
Delete:)
kenalan dulu sebelum berkomentar lebih jauh :)
ReplyDeletesalam kenal bung...
Delete:)
Kayak sinetron saja semua ini, kalo nggak mulur-mulur paling ya lucu-lucuan
ReplyDeletehmmmm...
Deletekita lihat dan nonton saja... (itu kapasitas kita)
ada-ada aja ya kasus di Indonesia
ReplyDelete:p
ini gak mengada-ada kok..
Delete:P