SUMBER |
Velentine
tahun ini adalah valentine paling menyedihkan. Gak ada kencan, gak ada coklat
ukuran jumbo, ngarep, beng-beng aja gak ada. Valentine tahun ini adalah
valentine paling suram yang pernah Dihas alami. Biasanya, paling gak, minimal
sekali, dapet beng-beng dari Pipit, adek Dihas. sekarang Pipit udah punya pacar
dan Dihas dicampakkan. Dihas mencoba memberi tahu Ibu kalo valentine.
“Bu, sekarang
Valentine ya..?
“Mana Ibu
tau. Eh, uang Ibu di atas meja buat beli bawang kok gak ada? Kamu yang nyolong
ya?”
Suram sekali,
malah dituduh nyolong duit beli bawang. Padahal niatnya mau curhat.
“Kamu yang
nyolong kan? Yaudah gak apa-apa kalo buat beli es krim. Sebagai gantinya, sekarang
tolong belikan Ibu bawang.” Tanpa menunggu deal
or no deal, Ibu pergi ke dapur dan meninggalkan uang 20.000 di atas meja.
Pengen sekali
Dihas teriak sekenceng-kencengnya. Tapi niat itu diurungkan. Nanti disangka
gila terus dibawa ke psikopat, disuntik encuss encuss sampe mampuss.
Pengen sekali
Dihas menuliskan peristiwa suram ini di dinding
ratapan facebook dan berharap dari salah satu komentator atau likernya
ngasih coklat, walaupun coklatnya cuma animasi yang diletakkan di Wall, yang
penting tetep dapet coklat. Bisa dibanggakan dan diceritakan di blog.
Mungkin ini
minusnya jadi jomblo. Gak ada yang peduli. Mantan udah asik sendiri dengan
mainan barunya.
Pengen sekali
Dihas di hari valentine ini minum Hitz,
lebih murah, dari pada Baygon, lebih
mahal, tiga kali sehari.
Terpaksa
Dihas ke pasar, agar tidak bernasib sesial Malin Kundang, dikutuk jadi batu
gara-gara disuruh beli bawang di pasar sama Ibu gak mau (bener gak sih
ceritanya gitu?). Sambil berjalan menyusuri lorong-lorong, semak-semak,
melintasi hutan, naik gunung dan berenang melewati sungai karena jembatannya runtuh,
hanya untuk sampai ke pasar, Dihas berpikir positif. Dihas membayangkan sesuatu
yang liar dan binal.
Sampai di
pasar Dihas langsung menuju los jualan bawang. Dan tiba-tiba kayak di
film-film, penjualnya cantik dan menarik gitu dengan dibalut baju lusuh bau
bawang. Dihas membeli bawang.
“Mbak,
bawangnya cantik-cantik ya kayak Mbaknya?” (emang ada bawang cantik.
Terserahlah, yang penting ngegombal.
“Ah masak sih
Mas?” agak kemayu-kemayu gitu. Sambil memegang dan mengelus-ngelus rambutnya.
“Iya mbak,
coba bawangnya dikupas, pasti seputih kulit Mbaknya.”
“Ah mas,
bikin saya mau terbang.” Mbaknya udah mulai ngelalat gitu, eh maksudnya nge-fly.
“Kalo gitu
saya temani mbak. Kita terbang ke bulan.”
“Baiklah Mas.
Kan kurasakan kehangatan terbang bersamamu.” Mbaknya semakin mendesah dan
merintih.
“Ayo Mbak.
Saya pegang tangannya Mbak. Hati-hati, di sebelah sana ada naga, saya lupa bawa
panah.”
“Ouh Mas, kau
begitu berani. Saya suka kejantananmu.” Mbaknya semakin ngelalat dan ngeliat-liat.
“Oh ya. Oh
ya. Oh ya.” Dihas pun orgasme. Lho kok jadi melenceng seperti dialog adegan
bokep.
Tiba-tiba
saat sedang terbang dan asyik dengan Mbak-mbak penjual bawang yang seputih
bawangnya, ada seorang raksasa besar menangkap Dihas. dihas menghindar. Namun
tangannya tertangkap. Terlepaslah pelukan Dihas kepada mbak-mbak penjual bawang
yang putih itu.
“Heh Bedebah,
jangan macam-macam. Ini istri saya.” kata raksasa itu.
Buyarlah
lamunan Dihas. Ternyata raksasa itu suami mbak-mbak penjual bawang. Bersamaan
dengan itu Dihas kesandung batu lalu terjerembab, untung bukan kepalanya dulu
yang mendarat tapi pantatnya. Namun itu adalah kesalahan fatal, otak Dihas
sudah lama berpindah ke pantat. Pingsanlah Dihas.
Cukup lima
menit Dihas pingsan. Kembali setelah mengelus-elus dan memastikan bahwa
pantatnya masih ada, eh maksudanya otaknya gak cidera, Dihas melanjutkan
perjalanannya ke barat. Kebetulan memang pasarnya terletak di sebelah barat
dari rumah Dihas.
Tiba-tiba
Dihas melewati sebuah Billboard. Papan iklan gede gitulah pokoknya. Ternyata di
Billboard itu ada seorang perempuan, lebih cantik dari Mbak-mbak penjual
bawang. Pokoknya mukanya khas dan gak ada campur tangan asing. Si perempuan
cantik itu duduk dan memegang sesuatu alat kecantikan. Dan ada tulisan gede
banget, L’OREAL PARIS, white perfect day
cream. Jadi itu adalah produk “putih sempurna hari kepala susu” dari
L’OREAL PARIS. Sebenarnya itu produk pemutih kulit. Maklum bahasa Inggris Dihas
terlalu sempurna untuk mengartikannya.
Karena
penasaran, Dihas bertanya kepada seorang ki sanak di pinggir jalan di bawah
pohon pete.
“Maaf ki, tau
gak siapakah gerangan perempuan itu?”
“Oh itu. Itu
istri saya mas.” sambil menunjuk seorang perempuan jualan es cendol. “Mau pesen
es cendol mas?”
Oh ternyata
salah pengertian. Dihas menunjuk Billboard, “Yang itu ki sanak?”
“Oh itu
bintang iklan mas.”
“Saya tahu.
Tapi namanya siapa?”
“Kenapa mas
tanya saya. Coba kenalan sendiri. Kali saja mau jadi pacarnya mas?
Hahahahaha…..Jadi pesen es cendol gak mas?”
“Enggak ki sanak.
Terimakasih”
Anjrit. Malah
diketawain kata hati Dihas. Sudah sejak lama sebenarnya hati Dihas bisa
berkata-kata.
Dipandangi
sekali lagi wajah ayu wanita cantik bintang iklan itu. “Aku harus tahu siapa perempuan itu. Mungkin saja dia mau jadi pacarku
seperti kata ki sanak tadi.” Kembali hati Dihas berkata-kata.
Dihas mampir
di sebuah toko.
“Mbak, ada
yang namanya L’OREAL PARIS?”
“Oh ada mas.
Buat mutihin kulit ya Mas?”
“Enggak sih
mbak. Pengen tanya, itu bintang iklannya namanya siapa?”
“Oh itu Dian
Sastro namanya Mas. Saya ngefans lho. Masnya ngefans juga ya?”
“Iya.” Dihas
mengangguk-angguk dan lidahnya menjulur-julur.
“Mas, jadi
beli gak?”
“Gak deh
Mbak. Saya cuma bawa dua puluh ribu buat beli bawang. Makasih ya Mbak.”
Mbak-mbak
penjual L’OREAL PARIS hanya melongo dan tersadar saat seekor lalat masuk dalam
mulutnya, tersedaklan dia dan mati. Eh bukan.
Di perjalanan
yang tinggal 100 meter lagi, Dihas melihat perang di batinnya antara kubu beli
bawang dan kubu beli L’OREAL PARIS.
Komandan beli
bawang teriak lantang, “Kita junjung perintah Ibu. Kita basmi setan alas itu.”
Tak kalah
lantang, “Kau harus membeli L’OREAL PARIS agar tak jomblo lagi. Dian Sastro
akan menjadi pacar. Ayo kita dukung Dian Sastro jadi pacar Dihas.”
“aye aye,
mari kita putuskan.” Tiba-tiba Buck, salah satu tokoh dalam Ice Age 3 muncul.
Akhirnya
Dihas tergoda dengan bujuk rayu iblis. Terbayang wajah Dian Sastro yang akan
segera menjadi pacarnya. Cerita Malin Kundang dikesampingkan, mungkin jika
dijelaskan Ibu tidak akan marah dan akan mengerti. Mungkin dulu Malin Kundang
tidak dapat memberi pengertian kepada Ibunya kenapa tidak jadi beli bawang.
Dihas kembali
ke Mbak-mbak penjual L’OREAL PARIS. Ternyata dia sedang mengelurakan lalat dari
mulutnya.
“Mbak saya
jadi beli L’OREAL PARIS-nya satu.”
Tak
menghiraukan lalat yang hampir keluar dari mulutnya, mbak-mbak itu mengambilkan
L’OREAL PARIS. Setelah ijab qabul pembelian L’OREAL PARIS, sahlah Dihas menjadi
pacar Dian Sastro, eh maksudnya sahlah Dihas memiliki L’OREAL PARIS. Karena terlalu
senang Dihas sampai lupa mengambil kembaliannya. Emang harganya berapa sih?
Dihas pulang
dengan menimang-nimang L’OREAL PARIS. Sampai di rumah.
“Bu, ibu
dimana?”
“Aku di surga
Nak.”
“Jangan
bercanda Bu. Aku belum siap kehilangan Ibu.”
“Berisik. Aku
disini.”
“Oh iya.”
“Mana
bawangnya?” kata Ibu yang ternyata sedang menempel-nempelkan timun di wajah.
“Bawangnya
gak ada Bu. Perusahaan bawang telah bangkrut beberapa menit yang lalu.”
“Jangan
bercanda. Kamu mau Ibu masukkan lagi ke perut.”
“Maafkan aku
Ibu. Aku telah terbujuk rayu dan terpesona dengan seorang bidadari cantik yang
memegang ini.” Sambil Dihas menunjukkan L’OREAL PARIS.
“Wah makasih.
Bawa sini itu. Sudah lama Ibu ingin membelinya tapi namanya yang
kebarat-baratan susah Ibu hafaal.”
Dihas memberikan
L’OREAL PARIS kepada Ibu.
“Sekarang
kamu ke pasar lagi. Ambil uangnya di atas kulkas. Ambil dua puluh ribu. Gak
boleh lebih. Laksanakan.” Perintah Ibu.
“Siap
laksanakan komandan.”
Oh, hari
valentin Dihas suram sekali. Masak menulis di blog, judulnya Indahnya Valentine
Tahun Ini, isinya menceritakan beli bawang dan tergoda Dian Sastro.
Buat Dian
Sastro, jawab pertanyaanku. Sebenarnya kamu menggunakan L’OREAL PARIS gak sih
buat ngebuat wajahmu yang cantik itu? Kalau iya, aku mau membelikannya untuk ibuku
di hari ulang tahunnya. Aku juga masih menunggu efek timun dan L’OREAL PARIS
yang dipakai Ibu bersamaan. Jika hasilnya menggembirakan akankah aku menjadi
pacar Dian Sastro.
Tiba-tiba
dari langit terdengar halilintar menyambar. Duaaarrr..!
Tiba-tiba terdengar
suara lantang, “Dia sudah menjadi istri orang, Bitch!”
HAHA ngakak banget baca postingan dihaz yang ini wkakaaa :D
ReplyDeletekeep posting ya :.. sukses celalu . cemungudh qaqaq wkaka
wkwkwk seru banget kisah valentine bersama Dian sastro impian :-D
ReplyDeleteemang nasib njomblo yah sepi. . . . wwkkwkwkwkwkkk kayak pengen gila sendiri
ReplyDeletehahahha... lucu has. yang gombalannya juga ga nahan
ReplyDeleteLoL
has, sepertinya kamu harus bersikap realistis.... huahaha....
makasih leli.....
ReplyDelete:)
iya mas hariyanto...
:)
wah mas susu segar pasti jomblo ya...
:P
sudah sangat realistis kok mas Nuel ...
:P
#kacau kau kak.... udah serius2 baca posting... eeeeh malau OOT ke bokep... hahahaha, kacau..
ReplyDeletehahahah....
ReplyDeletenafi serius bacanya ya...
:P
bakat jadi komedian deh hha
ReplyDeletehahaha..ada2 aja deh
ReplyDeleteyg pasti dian sastro kalau masak pakai bawang merah :p
ReplyDeleteWhakakakak...saya jadi terhibur baca cerita ini.
ReplyDeletehahahaha lucu nih. ngebaca ini karna review nya si nuel hehe tapi ceritanya kemana-mana deh :D tapi itu sih yang bikin tambah lucuuu kikikikiki
ReplyDeletebuahahaha..
ReplyDeleteceritanya kemana-mana...
btw biar aku jawab yah, si dian sastro emang udah cantik dari sononya, bukan karna LOREAL pariz.. hihi
Sialan tuh dialog bokepnya,. :D
ReplyDelete