Friday 17 February 2012

Gara-gara Dian Sastro dan L’OREAL PARIS-nya


SUMBER


Velentine tahun ini adalah valentine paling menyedihkan. Gak ada kencan, gak ada coklat ukuran jumbo, ngarep, beng-beng aja gak ada. Valentine tahun ini adalah valentine paling suram yang pernah Dihas alami. Biasanya, paling gak, minimal sekali, dapet beng-beng dari Pipit, adek Dihas. sekarang Pipit udah punya pacar dan Dihas dicampakkan. Dihas mencoba memberi tahu Ibu kalo valentine.
“Bu, sekarang Valentine ya..?
“Mana Ibu tau. Eh, uang Ibu di atas meja buat beli bawang kok gak ada? Kamu yang nyolong ya?”
Suram sekali, malah dituduh nyolong duit beli bawang. Padahal niatnya mau curhat.
“Kamu yang nyolong kan? Yaudah gak apa-apa kalo buat beli es krim. Sebagai gantinya, sekarang tolong belikan Ibu bawang.” Tanpa menunggu deal or no deal, Ibu pergi ke dapur dan meninggalkan uang 20.000 di atas meja.


Pengen sekali Dihas teriak sekenceng-kencengnya. Tapi niat itu diurungkan. Nanti disangka gila terus dibawa ke psikopat, disuntik encuss encuss sampe mampuss.

Pengen sekali Dihas menuliskan peristiwa suram ini di dinding ratapan facebook dan berharap dari salah satu komentator atau likernya ngasih coklat, walaupun coklatnya cuma animasi yang diletakkan di Wall, yang penting tetep dapet coklat. Bisa dibanggakan dan diceritakan di blog.

Mungkin ini minusnya jadi jomblo. Gak ada yang peduli. Mantan udah asik sendiri dengan mainan barunya.
Pengen sekali Dihas di hari valentine ini minum Hitz, lebih murah, dari pada Baygon, lebih mahal, tiga kali sehari.

Terpaksa Dihas ke pasar, agar tidak bernasib sesial Malin Kundang, dikutuk jadi batu gara-gara disuruh beli bawang di pasar sama Ibu gak mau (bener gak sih ceritanya gitu?). Sambil berjalan menyusuri lorong-lorong, semak-semak, melintasi hutan, naik gunung dan berenang melewati sungai karena jembatannya runtuh, hanya untuk sampai ke pasar, Dihas berpikir positif. Dihas membayangkan sesuatu yang liar dan binal.

Sampai di pasar Dihas langsung menuju los jualan bawang. Dan tiba-tiba kayak di film-film, penjualnya cantik dan menarik gitu dengan dibalut baju lusuh bau bawang. Dihas membeli bawang.
“Mbak, bawangnya cantik-cantik ya kayak Mbaknya?” (emang ada bawang cantik. Terserahlah, yang penting ngegombal.
“Ah masak sih Mas?” agak kemayu-kemayu gitu. Sambil memegang dan mengelus-ngelus rambutnya.
“Iya mbak, coba bawangnya dikupas, pasti seputih kulit Mbaknya.”
“Ah mas, bikin saya mau terbang.” Mbaknya udah mulai ngelalat gitu, eh maksudnya nge-fly.
“Kalo gitu saya temani mbak. Kita terbang ke bulan.”
“Baiklah Mas. Kan kurasakan kehangatan terbang bersamamu.” Mbaknya semakin mendesah dan merintih.
“Ayo Mbak. Saya pegang tangannya Mbak. Hati-hati, di sebelah sana ada naga, saya lupa bawa panah.”
“Ouh Mas, kau begitu berani. Saya suka kejantananmu.” Mbaknya semakin ngelalat dan ngeliat-liat.
“Oh ya. Oh ya. Oh ya.” Dihas pun orgasme. Lho kok jadi melenceng seperti dialog adegan bokep.

Tiba-tiba saat sedang terbang dan asyik dengan Mbak-mbak penjual bawang yang seputih bawangnya, ada seorang raksasa besar menangkap Dihas. dihas menghindar. Namun tangannya tertangkap. Terlepaslah pelukan Dihas kepada mbak-mbak penjual bawang yang putih itu.
“Heh Bedebah, jangan macam-macam. Ini istri saya.” kata raksasa itu.

Buyarlah lamunan Dihas. Ternyata raksasa itu suami mbak-mbak penjual bawang. Bersamaan dengan itu Dihas kesandung batu lalu terjerembab, untung bukan kepalanya dulu yang mendarat tapi pantatnya. Namun itu adalah kesalahan fatal, otak Dihas sudah lama berpindah ke pantat. Pingsanlah Dihas.

Cukup lima menit Dihas pingsan. Kembali setelah mengelus-elus dan memastikan bahwa pantatnya masih ada, eh maksudanya otaknya gak cidera, Dihas melanjutkan perjalanannya ke barat. Kebetulan memang pasarnya terletak di sebelah barat dari rumah Dihas.

Tiba-tiba Dihas melewati sebuah Billboard. Papan iklan gede gitulah pokoknya. Ternyata di Billboard itu ada seorang perempuan, lebih cantik dari Mbak-mbak penjual bawang. Pokoknya mukanya khas dan gak ada campur tangan asing. Si perempuan cantik itu duduk dan memegang sesuatu alat kecantikan. Dan ada tulisan gede banget, L’OREAL PARIS, white perfect day cream. Jadi itu adalah produk “putih sempurna hari kepala susu” dari L’OREAL PARIS. Sebenarnya itu produk pemutih kulit. Maklum bahasa Inggris Dihas terlalu sempurna untuk mengartikannya.

Karena penasaran, Dihas bertanya kepada seorang ki sanak di pinggir jalan di bawah pohon pete.
“Maaf ki, tau gak siapakah gerangan perempuan itu?”
“Oh itu. Itu istri saya mas.” sambil menunjuk seorang perempuan jualan es cendol. “Mau pesen es cendol mas?”
Oh ternyata salah pengertian. Dihas menunjuk Billboard, “Yang itu ki sanak?”
“Oh itu bintang iklan mas.”
“Saya tahu. Tapi namanya siapa?”
“Kenapa mas tanya saya. Coba kenalan sendiri. Kali saja mau jadi pacarnya mas? Hahahahaha…..Jadi pesen es cendol gak mas?”
“Enggak ki sanak. Terimakasih”
Anjrit. Malah diketawain kata hati Dihas. Sudah sejak lama sebenarnya hati Dihas bisa berkata-kata.

Dipandangi sekali lagi wajah ayu wanita cantik bintang iklan itu. “Aku harus tahu siapa perempuan itu. Mungkin saja dia mau jadi pacarku seperti kata ki sanak tadi.” Kembali hati Dihas berkata-kata.

Dihas mampir di sebuah toko.
“Mbak, ada yang namanya L’OREAL PARIS?”
“Oh ada mas. Buat mutihin kulit ya Mas?”
“Enggak sih mbak. Pengen tanya, itu bintang iklannya namanya siapa?”
“Oh itu Dian Sastro namanya Mas. Saya ngefans lho. Masnya ngefans juga ya?”
“Iya.” Dihas mengangguk-angguk dan lidahnya menjulur-julur.
“Mas, jadi beli gak?”
“Gak deh Mbak. Saya cuma bawa dua puluh ribu buat beli bawang. Makasih ya Mbak.”
Mbak-mbak penjual L’OREAL PARIS hanya melongo dan tersadar saat seekor lalat masuk dalam mulutnya, tersedaklan dia dan mati. Eh bukan.

Di perjalanan yang tinggal 100 meter lagi, Dihas melihat perang di batinnya antara kubu beli bawang dan kubu beli L’OREAL PARIS.
Komandan beli bawang teriak lantang, “Kita junjung perintah Ibu. Kita basmi setan alas itu.”
Tak kalah lantang, “Kau harus membeli L’OREAL PARIS agar tak jomblo lagi. Dian Sastro akan menjadi pacar. Ayo kita dukung Dian Sastro jadi pacar Dihas.”
“aye aye, mari kita putuskan.” Tiba-tiba Buck, salah satu tokoh dalam Ice Age 3 muncul.

Akhirnya Dihas tergoda dengan bujuk rayu iblis. Terbayang wajah Dian Sastro yang akan segera menjadi pacarnya. Cerita Malin Kundang dikesampingkan, mungkin jika dijelaskan Ibu tidak akan marah dan akan mengerti. Mungkin dulu Malin Kundang tidak dapat memberi pengertian kepada Ibunya kenapa tidak jadi beli bawang.

Dihas kembali ke Mbak-mbak penjual L’OREAL PARIS. Ternyata dia sedang mengelurakan lalat dari mulutnya.
“Mbak saya jadi beli L’OREAL PARIS-nya satu.”
Tak menghiraukan lalat yang hampir keluar dari mulutnya, mbak-mbak itu mengambilkan L’OREAL PARIS. Setelah ijab qabul pembelian L’OREAL PARIS, sahlah Dihas menjadi pacar Dian Sastro, eh maksudnya sahlah Dihas memiliki L’OREAL PARIS. Karena terlalu senang Dihas sampai lupa mengambil kembaliannya. Emang harganya berapa sih?

Dihas pulang dengan menimang-nimang L’OREAL PARIS. Sampai di rumah.
“Bu, ibu dimana?”
“Aku di surga Nak.”
“Jangan bercanda Bu. Aku belum siap kehilangan Ibu.”
“Berisik. Aku disini.”
“Oh iya.”
“Mana bawangnya?” kata Ibu yang ternyata sedang menempel-nempelkan timun di wajah.
“Bawangnya gak ada Bu. Perusahaan bawang telah bangkrut beberapa menit yang lalu.”
“Jangan bercanda. Kamu mau Ibu masukkan lagi ke perut.”
“Maafkan aku Ibu. Aku telah terbujuk rayu dan terpesona dengan seorang bidadari cantik yang memegang ini.” Sambil Dihas menunjukkan L’OREAL PARIS.
“Wah makasih. Bawa sini itu. Sudah lama Ibu ingin membelinya tapi namanya yang kebarat-baratan susah Ibu hafaal.”
Dihas memberikan L’OREAL PARIS kepada Ibu.
“Sekarang kamu ke pasar lagi. Ambil uangnya di atas kulkas. Ambil dua puluh ribu. Gak boleh lebih. Laksanakan.” Perintah Ibu.
“Siap laksanakan komandan.”

Oh, hari valentin Dihas suram sekali. Masak menulis di blog, judulnya Indahnya Valentine Tahun Ini, isinya menceritakan beli bawang dan tergoda Dian Sastro.

Buat Dian Sastro, jawab pertanyaanku. Sebenarnya kamu menggunakan L’OREAL PARIS gak sih buat ngebuat wajahmu yang cantik itu? Kalau iya, aku mau membelikannya untuk ibuku di hari ulang tahunnya. Aku juga masih menunggu efek timun dan L’OREAL PARIS yang dipakai Ibu bersamaan. Jika hasilnya menggembirakan akankah aku menjadi pacar Dian Sastro.

Tiba-tiba dari langit terdengar halilintar menyambar. Duaaarrr..!
Tiba-tiba terdengar suara lantang, “Dia sudah menjadi istri orang, Bitch!”

14 comments:

  1. HAHA ngakak banget baca postingan dihaz yang ini wkakaaa :D

    keep posting ya :.. sukses celalu . cemungudh qaqaq wkaka

    ReplyDelete
  2. wkwkwk seru banget kisah valentine bersama Dian sastro impian :-D

    ReplyDelete
  3. emang nasib njomblo yah sepi. . . . wwkkwkwkwkwkkk kayak pengen gila sendiri

    ReplyDelete
  4. hahahha... lucu has. yang gombalannya juga ga nahan

    LoL

    has, sepertinya kamu harus bersikap realistis.... huahaha....

    ReplyDelete
  5. makasih leli.....
    :)


    iya mas hariyanto...
    :)


    wah mas susu segar pasti jomblo ya...
    :P



    sudah sangat realistis kok mas Nuel ...
    :P

    ReplyDelete
  6. #kacau kau kak.... udah serius2 baca posting... eeeeh malau OOT ke bokep... hahahaha, kacau..

    ReplyDelete
  7. hahahah....
    nafi serius bacanya ya...
    :P

    ReplyDelete
  8. hahaha..ada2 aja deh

    ReplyDelete
  9. yg pasti dian sastro kalau masak pakai bawang merah :p

    ReplyDelete
  10. Whakakakak...saya jadi terhibur baca cerita ini.

    ReplyDelete
  11. hahahaha lucu nih. ngebaca ini karna review nya si nuel hehe tapi ceritanya kemana-mana deh :D tapi itu sih yang bikin tambah lucuuu kikikikiki

    ReplyDelete
  12. buahahaha..
    ceritanya kemana-mana...

    btw biar aku jawab yah, si dian sastro emang udah cantik dari sononya, bukan karna LOREAL pariz.. hihi

    ReplyDelete

silahkan berkomentar, tidak dipungut biaya..! apabila ada kata yang salah dalam hal deskripsi apa pun tentang isi dari postingan zonesa.blogspot.com, mohon kritik dan sarannya agar lebih baik. terimakasih dan salam hangat. Sehangat pelukan pasangan Anda.