Wednesday, 7 December 2011

Gara-gara Poligami


gambar dari sini

Poligami dengan mudah dapat dipahami dengan arti memadu sang kekasih yang dicintai, disayangi juga dilindungi. Begitu juga dengan yang dilakukan oleh PSSI. Setelah hubungannya dengan sang kekasih (ISL) mulai goyah karena kedatangan pihak ketiga (IPL) yang ternyata lebih muda dan tentu saja lebih menarik. Setelah sebelumnya pernah menampik bahwa PSSI berselingkuh, kini PSSI terlihat bergandengan mesra dengan istri muda yang dahulunya digosipkan pihak ketiga.

Sebelum bergandengan mesra dengan istri muda, PSSI dirundung masalah pelik dan komplikasi. Beruntung setelah melakukan konsolidasi dan pertemuan-pertemuan yang lama, rumit dan menghabiskan tenaga dan pikiran (tentu saja juga uang) akhirnya PSSI mendapat solusi (terpilihnya ketua PSSI yang baru). Namun hidup terus berlanjut dan masalah pun datang silih berganti. Diawali dengan gagalnya sang anak emas (Timnas Senior/Garuda) di kualifikasi Piala Dunia 2014, membuat PSSI dan keluarganya (masyarakat Indonesia) dipastikan hanya sebagai penonton.


Masalah pun berganti dengan gagalnya anak bungsu (Garuda Muda) menyabet emas di Sea Games. Anak bungsu kalah bertarung dengan anak tetangga sebelah, Harimau Muda Malaya, di rumah sendiri pula. Namun kali ini ada sedikit kebanggaan. Anak bungsu PSSI bertarung dengan jantan dan beringas, membuat keluarga PSSI dan keluarganya terhibur dan simpati, menumbuhkan asa dan harapan. Anak bungsu dinilai oleh keluarga hanya kurang beruntung.

Masalah selanjutnya datang dan disebabkan oleh kecerobohan PSSI sendiri yang mengakui dan mempublikasikan sang istri muda. Reaksi pun bermunculan, keluarga pun menjadi terpecah-belah dan menjadi berkubu-kubu, satu kubu pro dengan istri muda, satu kubu pro dengan istri tua, satu kubu netral dan kubu lainnya tak tahu menahu dan tak ingin tahu (acuh).

Yang pro istri muda dengan lantang menganggap istri tua sudah tidak menarik dan tidak semok, istri tua sudah keriput dan ubanan, sudah saatnya istri tua istirahat. Mereka mendukung istri muda yang lebih cantik, anggun dan muda.

Yang pro istri tua juga tak kalah lantang, mereka menganggap istri muda adalah perempuan tidak benar yang merebut istri orang, tidak sopan dan etik dan tega menghancurkan cinta istri tua. Mereka merasa istri tua lebih dewasa, bijaksana dan keibuan.

Yang netral, hanya berujar bahwa siapapun yang PSSI bawa kondangan (siarkan pertandingannya), ya kami salami, kami sapa dan kami beri senyuman. Sedang yang tak tahu menahu lebih cenderung tidak suka mengurus rumah tangga orang lain.

Yang tak ingin tahu bisanya adalah kerabat jauh yang sudah lama tidak ketemu atau sering ketemu namun tidak saling sapa. Mereka cuek-cuek saja.

Masalah selanjutnya adalah kedua istri PSSI mempunyai anak, sebenarnya istri muda juga bukan perawan. Masing-masing istri saling berebut anak, memalukan dan tidak dewasa. Sebenarnya mungkin bukan semata-mata anak yang diperebutkan, tapi gengsi dan kekayaan si anak. PSSI sebagai bapak malah terlihat lebih tidak dewasa, yang ribut berebut anak itu kedua istrinya, yang dihukum malah anak-anaknya.

Memang masalah terus silih berganti, namun apakah kedewasaan tidak tumbuh dan berkembang? Dahulu pihak keluarga (masyarakat/supporter) anarkis dan sering bikin ulah, sekarang mereka sudah mulai dewasa dan mendapat apresiasi. Sekarang kenapa PSSI yang malah berubah kekanak-kanakan.

Semoga PSSI segera menyelesaikan masalah di dalam keluarganya dengan dewasa sehingga suatu hari nanti dengan gagah dan tanpa malu lagi untuk berbicara di lingkungan (masyarakat sepakbola dunia). Bravo sepakbola Indonesia.

Tadinya postingan ini dikirim ke kompas namun sepertinya tidak layak tampil. hiks...hiks.

17 comments:

  1. loh lohh. kenapa gak jadi dikirim ke kompas? asik loh artikelnya.
    judulnya kontroversial, tapi bahasannya masih sangat hangat :)

    ReplyDelete
  2. udah dikirim cuma gak ada tanggapan...
    yasudah saya posting disini sj...
    :P

    ReplyDelete
  3. saya tidak paham maksudnya
    maaf karena bukan penggila bola :P

    ReplyDelete
  4. yang sabar aja... kan msti diseleksi.

    ReplyDelete
  5. yang kupikirkan saat membaca judulnya adala wanita yg sedang cakar2an,,,

    :P

    ReplyDelete
  6. Mungkin pihak k*mp*s nya belum berani menampilkan karena takut di protes oleh para istri2 :D *kidding*

    ReplyDelete
  7. aku kok gak ngerti yah
    kenapa sih harus dipisah pisahin gitu
    emang dalam satu negara ga bolah ada 2 kompetisi atau liga sepak bola..?

    ReplyDelete
  8. kirain bahas pernikahan,,ternyata...
    keren lho...sayang kompasnya nggak nggeh,,,mungkin lg baca judul dikiranya masalah poligami dlm pernikahan~

    ReplyDelete
  9. kreatiif lo has.. bisa disangkutpautkan sama poligami.... eh klapan2 bahas dong soal ustadz yang poligami itu... :P

    ReplyDelete
  10. biasanya kalo dikirim ke kompas dan tidak dimuat pihak kompas melakukan pemberitahuan, kalo tak ada pemberitahuan jangan2 akan dimuat. atau kompas lagi mikir-mikir, apa bener PSSI poligami, bisa jadi toh cuma kumpul kebo

    ReplyDelete
  11. semoga berhasil di tanggapi ya sob..

    ReplyDelete
  12. Gpp, walopun ga dipublish sama Kompas, kan bisa dipublish di blog sendiri dan dibaca juga sama orang banyak. Yang penting teteup menulis, mengeluarkan isi kepala :-)

    ReplyDelete
  13. mbak honey: :)


    masa sih mas John...
    :P


    iya mas nuel....
    :P



    mas gunawan asal ni...
    sukanya tante yg cakar2an....
    :P

    ReplyDelete
  14. masak tah mbak hsu...??
    :P


    harusnya gitu kali mas rawins....
    :)


    boleh apanya mbak syam...??
    :)


    hahaha...
    ksian mbak jiah salah tebak...
    :P

    ReplyDelete
  15. belum ada yg bagus mas Nuel....
    Aagym udah lewat...
    :P
    ntar kalao ada lg...


    ah kayaknya nggak bakal deh mas Vip...
    :P
    ah parah kalo sampe kumpul kebo....
    tapi kan udah dilegalkan,,jd udah nikah donk.....

    ReplyDelete

silahkan berkomentar, tidak dipungut biaya..! apabila ada kata yang salah dalam hal deskripsi apa pun tentang isi dari postingan zonesa.blogspot.com, mohon kritik dan sarannya agar lebih baik. terimakasih dan salam hangat. Sehangat pelukan pasangan Anda.