from http://serbasejarah.blogspot.com |
Sidharta
Gautama, atau yang pada akhirnya dikenal oleh umat Budha sebagai Sang Budha (Yang
Tercerahkan) adalah salah satu sosok figur pendiri agama yang amat unik. Yang
dimaksud dengan unik
adalah, Beliau selalu menjadi bahan perdebatan sengit, bahkan dikalangan
pemeluk Budha.
Berbagai
sekte dalam agama Budha memiliki pendapat yang kadang bertentangan satu dengan
yang lainnya. Tetapi disamping pertentangan ini, juga terdapat pendapat yang
sama tentang sosok Sang Budha, antara lain pandangan tentang kemampuan Sang
Budha untuk meramalkan kejadian masa depan (Akhir Zaman).
Beberapa
cendekiawan Islam yang cukup berfikiran dan berpandangan maju, mereka
memasukkan Sang Budha (Sidharta ) ke dalam jajaran Nabi-nabi suci yang benar,
yang diutus pada zamnnya sendiri dan bagi kaumnya yang telah menyimpang dari
ajaran Khrisna. Dengan demikian, Sang Budha adalah seperti halnya Nabi Isa
Almasih yang diutus untuk umat Yahudi 2000 tahun yang lalu.
Dengan
menelaah nubuatan-nubuatan Sang Budha akan dapat diketahui saatnya telah tiba
bagi umat manusia untuk menerima seorang Pembaharu Universal untuk
memperbaharui kondisi rohani umat manusia.
Mimpi Raja Pasenadi Kosala
Raja
Pasenadi adalah salah seorang sahabat sekaligus pengikut Sang Budha yang amat
setia. Karena kesucian Beliau amat
tinggi, maka Beliau dikaruniai kemampuan untuk mendapatkan kasyaf
(vision).Berbagai nubuatan ini adalah berdasr pada versi
aslinya yang digambarkan sejak masa lampau. Keasliannya masih dipertahankan,
hanya saja beberapa bagian, ungkapan, dan susunan katanya kurang dimengerti di
zaman ini. Sehingga harus disederhanakan agar mudah dimengerti.
1.
Kasyaf
Pertama
Raja
Pasenadi mendapatkan kasyaf tentang empat ekor sapi yang kuat, berlari dengan
garang dari empat jurusan menuju satu arah bagaikan mereka akan saling
bertarung dalam kemarahan. Ketika keempat sapi tadi bertemu, mereka bukannya
bertarung, melainkan melangkah mundur dan berjalan meninggalkan satu sama lain.
Penafsiran
Sang Budha: Jauh di masa yang akan
datang, akan ada bencana alam. Hujan akan turun bukan pada musimnya, mendung
tidak akan menurunkan hujan, terjadi banyak kekeringan. Benih padi dan
tumbuh-tumbuhan akan layu. Berbagai macam ramalan musim dan cuaca yang
seolah-olah amat pasti ternyata tidak terwujud, tidak menjadi kenyataan.
Akibatnya banyak manusia dan hewan akan menderita dan mati. Ini menandakan
datangnya akhir
zaman, dimana telah banyak agama yang diselewengkan dari ajarannya semula.
2.
Kasyaf Kedua
Raja
Pasenadi mendapatkan penglihatan tentang pohon-pohon muda yang belum cukup tua,
tetapi sudah berbunga dan berbuah dan karena sarat dengan bunga dan buah, maka
rantingnya seolah tidak kuat menahannya.
Penafsiran
Sang Budha: Di akhir zaman nanti gadis-gadis yang masih amat muda untuk
bersuami, sudah ingin menikah dan memilki keluarga, karena mereka sudah tidak
tahan lagi menahan hawa nafsu mereka. Batin mereka sudah dipenuhi oleh gejolak
nafsu duniawi dan indrawi. Gadis-gadis muda akan mengumbar nafsu tanpa rasa
malu. Sehingga akan banyak lahir bayi-bayi yang tidak diinginkan oleh ibunya.
Ketika hamil, mereka berusaha untuk terbebas dari bayi tersebut, walaupun
tindakan ini amat berdosa. Orang-orang muda akan mengumbar nafsu mereka
bagaikan binatang dan tidak menuruti perintah agama tentang pernikahan yang
sah.
3.
Kasyaf
Ketiga
Raja
Pasenadi mendapatkan penglihatan tentang orang yang memaksa sapi kecil dan muda
untuk menarik
kereta yang amat besar. Ketika mereka tidak bisa melaksanakannya, mereka lalu
dipukuli.
Penafsiran
Sang Budha: Pada akhir zaman orang-orang akan cenderung membiarkan mereka yang
baru lulus untuk memikul tugas administrasi negara yang amat berat. Meskipun
orang-orang muda itu bertitel tinggi dan memiliki pengetahuan yang luas, namun
mereka belum memiliki kecakapan dan pengalaman yang luas dalam mengelola soal
politik, ekonomi, dan sosial. Mereka inilah yang akan banyak membuat kesalahan
dalam pengambilan keputusan, yang pada akhirnya akan mengakibatkan kemunduran.
Kurangnya tanggung jawab mereka akan menyebabkan ketimpangan dan kerugian ekonomi
negara. Dan pada akhirnya mereka akan menjadi beban cemoohan masyarakat. Bila
banyak kejadian seperti ini, maka itu berarti akhir zaman talah dekat.
4.
Raja
Pasenadi mendapatkan penglihatan tentang seekor kuda dengan satu kepala tetapi
bermulut dua. Ia terus merumput melalui kedua mulutnya dan
tampaknya tak pernah merasa kenyang.
Penafsiran
sang Budha: Pada zaman akhir nanti, para hakim akan sedemikian liciknya
sehingga mereka akan menerima uang suap dari kedua belah pihak dari satu kasus
yang mereka tangani, baik dari pihak penggugat ataupun pihak
tergugat. Mereka meminta sedikit untuk kasus-kasus serius. Jika tidak mendapat
apa yang mereka harapkan, maka mereka (para hakim) tidak akan menangani kasus
itu.
5.
Kasyaf
Kelima
Raja
Pasenadi Kosala mendapat penglihatan tentang sekelompok orang yang mengorbankan
talam emas yang berharga, sebagai tempat kencing dan berak bagi
serigala-serigala.
Penafsiran
Sang Budha: Di zaman akhir nanti, orang-orang bodoh akan memberikan ajaran yang
pernah dibawa Sang Budha disalahgunakan dan dihancurkan oleh berbagai pemujaan
keagamaaan dengan cara memodifikasinya agar sesuai dengan kehendak mereka
sendiri yang tidak murni dan dilandaskan pada nafsu. Kemudian mereka akan
mengataakan bahwa ajaran tersebut adalaah benar-benar berasal dari Sang Budha.
Pada kenyatan ajaran-ajaraan tersebut samaa sekali bukan ajaran sejati dari
Sang Budha, dan bahkan tidak berisi nilai-nilai ajaran sejati Sang Budha itu
sendiri.
6.
Kasyaf
Keenam
Raja
Pasenadi Kosala mandapatkan penglihatan tentang seorang yang duduk di bangku
menganyam kulit
harimau menjadi seutas tali, dan seekor serigala memakannya secepat ia dianyam.
Penafsiran
Sang Budha: Pada zamn akhir, orang-orang yang bodoh dengan moralitas rendah
akan dipromosikan pada posisi yang mulia, bekerja di pusat pemerintahan negara.
Namun karena bodoh dan banyak bicara, maka orang-orang itu akan
membocorkan banyak rahasia negara kepada umum. Bagi mereka yang tidak menyukai
pemerintahan, hal ini merupakan kesempatan yang amat baik untuk mendapatkan
informasi rahasia yang dapat menyudutkan kepala negara atau pegawai pusat
pemerintahan. Dengan adanya hal tersebut, maka rakyat akan kehilangan
kepercayaan kepada pemerintah dan musuh pun akan bermunculan, bahkan dari dalam
kalangan pusat pemerintah akan muncul orang-orang yang tidak setia dan akan
memusuhi negara.
7.
Kasyaf
Ketujuh
Raja
Pasenadi Kosala mendapatkan penglihatan tentang berbagai kendi besar dan kendi
kecil yang terletak pada tempat yang sama. Orang-orang berdesak-desakan memasukkan dan
menuangkan air ke dalam kendi-kendi yang besar sampai airnya tumpah, dan
sebaliknya, tak ada seorang pun yang menuangkan air ke dalam kendi-kendi yang
kecil-kecil.
Penafsiran
Sang Budha: Pada zaman akhir zaman nanti, orang-orang akan memilih
memberikan bantuan atau barang-barang yang baik pada ruhaniawan-ruhaniawan
yang besar saja ( dalam term Islam adalah para ulama besar dan terkenal, dalam
term Kristen adalah para pendeta dan dalam term Budha adalah Bikkhu) yang
berkedudukan tinggi dan senior. Para ruhaniawan ini kan
mendapat banyak sekali pemberian-pemberian dari orang-orang awam, yang kecil
tidak akan menerima apapun.
8.
Kasyaf
Kedelapan
Raja
Pasenadi Kosala mendapat penglihatan tentang sebuah kolam yang besar. Air pada
bagian luarnya sangat
bersih, jernih dan sejuk, tetapi air pada bagian dalamnya keruh dan berlumpur.
Binatang-binatang besar
dan kecil, berebut untuk meminum air yang berlumpur, tetapi tidak mau meminum
air yang bersih dan
sejuk itu.
Penafsiran
Sang Budha: Pada akhir zaman orang-oarng akan dipenuhi oleh keserakahan dan
hawa nafsu. Mereka tidak akan pernah merasa memiliki cukup uang. Mereka tidak
menginginkan pekerjaan-peekerjaan yang bergaji kecil tapi halal, dan lebih
memilih pekerjaaan yang bergaji banyak walaupun haram. Banyak politisi berebut
pengaruh untuk menduduki jabatan penting di pemerintahan semata-mata karena
motivasi uang dan harta benda. Mereka akan berlaku sangat licik dan
merupakan sumber korupsi yang menggerogoti negara. Mereka tidak akan
menghiraukan betapa kotornya cara yang mereka pergunakan untuk memperoleh
keuntungan duniawi tersebut. Keadaan ini akan muncul di setiap penjuru
pemerintahan di seluruh dunia. Hal ini kan diperparah lagi dengan mereka yang
berebut pengaruh di dewan-dewan rakyat (dalam term Indonesia adalah DPR) untuk
memuaskan ambisi mereka atas nama rakyat yang pada akhirnya
justru akan menimbulkan kekacauan yang lebih hebat lagi.
9.
Kasyaf
Kesembilan
Raja
Pasenadi Kosala mendapatkan penglihatan tentang sekelompok orang yang
menukarkan kayu wangi yang mahal dan berharga, hanya dengan semangkuk susu asam
yang tidak sebanding harganya.
Penafsiran
Sang Budha: Di akhir zaman nanti, sekelompok orang akan memperdagangkan
ajaran-ajaran
sang Budha demi uang. Mereka
akan menulis berbagai buku tentang ajaran Budha serta menjualnya sebagai
penghidupan mereka. Mereka akan mengajarkan demi sesuatu yang nilainya yang
tidak sebanding sebagai gantinya. Kejadian ini merupakan tanda-tanda
berakhirnya ajaran sang Budha yang asli.
10.
Kasyaf
Kesepuluh
Raja
Pasenadi Kosdala mendapatkan penglihatan tentang sebongkah batu sebesar rumah
yang mengapung di permukaan air seperti perahu layar yang kosong. Pada umumnya
batu tenggelam di dalam air, namun yang satu ini mengapung sedemikian rupa.
Penafsiran
Sang Budha: Pada zaman akhir orang-orang yang tidak bermoral, tidak tahu malu
dan menjalani kehidupan dengan benar justru malah menjadi idola dan panutan
masyarakat banyak. Mereka akan begitu dikagumi sehingga
banyak orang-orang yang mengikuti apa-apa
yang diperbuat oleh orang-orang tak bermoral tersebut. Mereka akan banyak
memiliki pengikut yang setia dan amat dihormati masyarakat. Sesungguhnya
orang-orang ini adalah cerminan dari kondisi akhlak bangsa yang rusak dan
merosot kualitas moralnya.
Orang-orang menjadi tidak percaya lagi pada para pemuka agama karena mereka
yang maju mundur dan tidak bisa dipegang ajarannya.
From
an article.
beberapa sudah terjadi.. ketika yang hak dan yang bathil sudah tidak jelas batasannya.. ketika sesuatu tidak ditempatkan sesuai haknya..
ReplyDeletenggak usah jauh-jauh, ronggowarsito juga pernah menuliskan tentang ini
dalam bahasa jawa juga pastinya :)
aku seneng deh... blog ini isinya tambah bagus aja hari ke hari. soalnya kemaren2, honestly, saya rada ga cocok sama gambar2 yang kamu pajang di blog ini.
ReplyDeletesekarang, ga cuma gambar. tulisanmu juga tambah bagus... :)
nubuat yang menentukan arah dunia. memang kata orang2 tua, orang2 yang tercerahkan mampu menerawang sesuatu yang gak lazim dilihat orang biasa
ReplyDeleteNice artikel, pengen baca tapi takut pingsan. heehehe... dari jaman sekolah saya emang paling Oon kalo ada urusan dg sejarah sjaring gini ;)
ReplyDeleteNice artikel #gombal
ReplyDeletepengen baca sih tapi takut pingsan, soalnya dr dulu kl pelajaran sejarah sy emang suka mual-mual, saking Oonnya. heeeh :)
pis ya :)
yah semula itu balik lagi ke masing - masing pribadi dari setiap manusia,mau percaya atau yakin tentang itu semua atau malah sebaliknya
ReplyDeletetapi hendaknya ambil,hal - hal positifnya buat masa sekarang & masa depan terhadap ramalan itu semua
Sidarta memang sorang nabi, bahwa namanya tak ada dalam quran itu bukan soal, nama nabi-nabi yang muncul dalam quran pun belum tentu lebih utama dari yang tak disebut, itu hanya soal kebutuhan saya pikir, sebab quran adalah jalan hidup nabi muhammad. dan jalan hidup budha tak sesuai dengan konteks masyarakat arab pada jaman itu.
ReplyDeleteinfornya lengkap banget sob..
ReplyDeleteno koment dah gw,, hehehhe,, :)
ReplyDeleteiya mas gaphe...
ReplyDelete:)
mungkin cm beda perspektif dan orangnya...
:P
makasih Annesya..
:)
sepertinya begitu mas rusydi..
:)
gak bakal pingsan kok syam...
ReplyDelete:)
bener mas Andy...
:)
setuju dengan mas Vip...
:)
yoi mas said..
:)
waduh, jgn ngomongin akhir zaman dulu donk... aku blm siap nih..
ReplyDelete:)
apakah kalian udh pada siap?
penghuni60: siap gak siap emang bisa siap...??
ReplyDelete:P