R.I.P for Marco Simoncelly, Moamar Khadafi dan Manchester United

Rest in Peace minggu ini patut diucapkan kepada seorang pembalap Motor GP yang mengalami tabrakan maut di seri terakhir Moto GP di Sepang Malaysia, mantan pemimpin tiran Libya yang tewas ditembak dan sebuah the big football club yang dibantai oleh tim sekotanya.

sumber: geloraolahraga.com

Marco Simoncelly meninggal setelah mengalami tabrakan dengan dua pembalap, yaitu Colin Edwards dan Valentino Rossi. Dihas adalah penggemar Simoncelly selain juga menggemari Dani Pedrosa. Simoncelly mempunyai teknik yang di atas rata-rata, bahkan digadang-gadang akan menjadi the next Rossi. Sayangnya dia mempunyai perilaku ceroboh dan kurang hati-hati dan sedikit ugal-ugalan. Dia sudah sering jatuh dan membuat pembalap lain sakit hati, masih ingatkah peristiwa yang menimpa Dani Pedrosa beberapa bulan yang lalu..?? Ya itu adalah salah satu dari kebengalan Simoncelly. Semoga pembalap asal Itali ini dapat tenang dan tidak ugal-ugalan di alam sana. Bravo Simoncelly.

sumber: detik.com

Ternyata di Libya ada juga diktator yang beberapa bulan ini hangat di media massa internasional karena di negerinya terjadi pemberontakan besar dan melibatkan negara-negara sekutu (mungkin memang mereka sengaja melibatkan diri). Khadafi meninggal dengan sadis dan akhirnya ditembak mati. Libya adalah negara muslim (menurut beberapa sumber), namun kelakuan para pemberontak malah seperti kaum kafir Quraisy, menganiaya musuh yang telah tidak berdaya. Masih ingatkah peristiwa dimana paman Rasulullah S.A.W jantungnya diambil dan dikunyah oleh salah seorang kafir Quraisy..?? Dan masihkah ingat penaklukan kota mekkah oleh Rasulullah yang begitu damai dan semua musuh mendapat amnesti atau pengampunan tanpa terkecuali. Mungkin watak bangsa yang menamakan Islam belum tentu berakhlak islami.

sumber: google.com

Manchester United menjamu Manchester City pada laga kesembilah EPL. Dengan menurunkan De Gea, Ferdinand, Evra, Smalling, Nani, Fletcher, Anderson, Young, Welbeck, dan Roney, MU tidak bisa berbicara banyak. Walaupun pada awal-awal tampil menekan namun seiring waktu, mereka malah tertekan, apalagi saat Ballotelli dengan santai menceploskan bola menusuk gawang MU di menit 21. MU pun hanya dapat membalas satu gol. MU yang dahulu selalu perkasa menghadapi Manchester City yang notabene lebih muda dari MU dalam hal pengalaman dengan mudah bisa ditekuk 6-1 di kandang sendiri. Rekor MU yang paling memalukan. Namun MU masih berada di peringkat dua dengan beda lima poin dengan Manchester City. Rest in Peace for MU. Dihas walaupun tidak terlalu suka dengan MU tapi sukalah (Lho…). Maaf ya mas Cays, tim kesayangan kamu harus tersiksa.

Begitulah edisi R.I.P minggu ini.