Friday 7 January 2011

Loyalitas Sri Mulyani



Pengunduran diri Sri Mulyani dari menteri Keuangan dengan alasan karena diminta Bank Dunia menjabat sebagai Direktur Bank Dunia, sebuah kabar yang mengejutkan. Kejutan ini menui respon positif maupun negatif dari berbagai kalangan Politik, Pengamat maupun masyarakat. Keterkejutan yang menui pro dan kontra ini tentunya sangat beralasan dimana saat ini proses Hukum Skandal Bank Century yang melibatkan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono mulai berjalan pada tahap pemeriksaan kedua Pejabat " Kesayangan" presiden SBY ini.

Seperti gayung besambut, permintaan Sri Mulyani Indrawati disetujui oleh "Pelindung" nya yaitu Presiden SBY dengan cacatan menteri " Tertipu  " pada pemberian Bail Out Bank century ini harus menyelesaikan "tugas-tugas" nya.

Isu bahwa Sri mulyani ditumbalkan juga mengiringi perjalanan wanita berlensa ini menuju Washington DC. Hal ini dikarenakan pada saat pelantikan eselon II di jajaran kementerian keuangan, Mbak Ani menyatakan " Supaya kedepannya pemimpin jangan lagi mengorbankan anak buahnya". Apa, Siapa dan dalam konteks apa yang dimaksud oleh beliau hanya Mbak Sri yang tahu. Akan tetapi logika sederhana kita bisa dapat berasumsi apa dan siapa maksud Pembantu  Presiden SBY dalam hal keuangan ini yang terlibat dalam Skandal Bail out bank Centruy ini.

Banyak berpendapat bahwa Sri Mulyani mau lari dari tanggung jawab
, untuk itu Sri Mulyani perlu di cekal. Ada juga mengatakan bahwa Sri mulyani tidak layak menjadi Direktur Bank Dunia, maka pengangkatan  ini hanya bagian deal politik dengan Bank Dunia dalam menyelamatan pemerintahan SBY. Artinya Pengunduran diri Sri Mulyani dari Menkeu menjadi Direktur Bank Dunia dipandang suatu yang janggal dan perlu dipertanyakan.

Terlepas dari banyaknya pendapat mengenai pengunduran dan pengangkatan Sri Mulyani, ada hal menarik yang perlu kita pelajari dan maknai dari Sikap Sri Mulyani yaitu mengenai "Loyalitas".

Bila kita sedikit melihat kebelakang dalam hal Bank Century, Sri Mulyani begitu tetap pendirian bahwa hal itu sudah benar walaupun dia merasa tertipu oleh hitung-hitungan BI waktu itu dipimpin oleh Wakil Presiden indonesia sekarang Boediono.

Berangkat dari kata " Tertipu " artinya pada saat itu sudah dimulai dengan suatu situasi yang tidak normal (abnormal), tentunya sesuatu yang tidak normal pasti ada kesalahan atau kelalain yang "Menipu". Kemudian sewaktu memberi keterangan di Pansus DPR, Sri mulyani terlihat membaca tasbih dan selalu membaca doa, ini artinya bahwa dalam memberi keterangan di  DPR waktu itu, Sri mulyani mendapat tekanan " Tuhan dan Atasan " atas apa yang dikatakannya.

Jujur atau tidak, Sri Mulyani pasti mengetahui secara pasti mana yang benar dan salah serta siapa yang sebenarnya yang paling bertanggung jawab dalam pemberian Bail Out
Bank Century ini. Akan tetapi dia tetap menjaga agar kondisi tetap " aman" dengan tetap bersikap Loyal.

Mengenai loyalitas Sri Mulyani juga ditunjukan pada tahun yang lalu, dimana
pihak bank dunia juga sudah meminta dia untuk menjabat sebagai direktur, akan tetapi karena " lyalitas" pada Presiden SBY, dia menolak. Dimana SBY masih membutuhkan tenaga dan pemikiranya.

Akan tetapi mengapa tawaran Bank Dunia kali ini diterima, dan pengunduran diri Sri Mulyani sebagai menteri Keuangan juga disetujui
Presiden SBY ? Apakah karena Loyalitas ? Ataukah karena Presiden SBY tidak membutuhkan tenaga dan pemikirannya seperti tahun lalu ?

Jawabannya kembali kepada Sri Mulyani Indrawati.* Don Sisco.P, SH

No comments:

Post a Comment

silahkan berkomentar, tidak dipungut biaya..! apabila ada kata yang salah dalam hal deskripsi apa pun tentang isi dari postingan zonesa.blogspot.com, mohon kritik dan sarannya agar lebih baik. terimakasih dan salam hangat. Sehangat pelukan pasangan Anda.