Ilustrasi (sumber) |
VOA
pernah mengungkit masalah Twitter yang membatasi pengunaan karakter hanya
sampai 140 karakter mempunyai peluang untuk menggantikan cara dan metode
diplomasi tradisional (baca di sini). Jika twitter mampu dan mempunyai peluang
untuk dapat menggantikan cara dan metode diplomasi tradisional maka blog
seharusnya mempunyai peluang yang lebih dimana tidak ada pembatasan karakter
dan mempunyia kolom komentar yang dapat diakses dan dikomentari bahkan kadang
isengnya bisa disisipi iklan, damn!
Twitter,
adalah media sosial dimana tidak hanya orang kebanyakan yang mempunyai akunnya
namun juga para pemimpin dunia memilikinya, seperti misalnya Barack Obama, Hugo
Chaves dan lainnya. Padahal twitter hanyalah sebuah microblog, namun
konsepnya mantabh.
Padahal
di sisi lain, twitter diciptakan bukan untuk menggantikan diplomasi secara
tradisional bahkan tidak untuk menggantikan cara bercakap-cakap. Menggunkan
twitter sebagai media diplomasi sama saja dengan berdiplomasi dengan
menggunakan Blackberry Messanger, sms, chatting dan sejenisnya. Layakkah itu
dinamakan diplomasi atau hanya sekedar berbagi informasi saja. Jika hal
tersebut dapat dan dilegalkan sebagai salah satu cara diplomasi maka semaunya
akan menjadi gawat dan menimbulkan keruwetan di masa yang akan datang.
Jika
sekedar berbagi informasi dan ide atau pikiran, lebih leluasa jika menggunakan
media blog. Blog, kita bisa mengelolanya dan membuat trandmark atau
pembahasan yang khas, misalnya blog yang membahas tentang puisi, cerita humor,
cerpen, agama, hukum atau hanya sekedar curhatan semata. Kita juga akan
mempunyai follower, atau pengikut
atau pembaca setia sesuai dengan genre blog yang kita tampilkan atau kita image-kan.
Di lain
sisi, blog juga bisa digunakan untuk membantah tuduhan atau mengklarifikasi
sesuatu yang kurang disetujui dengan leluasa karena tidak ada batasan dalam
penggunaan karakternya yang kemudian kita link-kan pembahasan blog yang
kita bantah atau yang kita klarifikasi.
Namun
sebenarnya twitter dan blog tidak bisa menggantikan cara dan metode diplomasi
tradisional yang biasanya dilakukan dengan bertatap muka antara satu pihak
dengan pihak lainnya. Alasannya kicauan di twitter dan ungkapan atau postingan
di blog kurang bisa dijadikan dasar sebuah kesepakatan dalam diplomasi. Jadi
penulis kurang setuju dengan pernyataan dari VOA yang berdasarkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa seiring
dengan beradaptasinya diplomasi dengan teknologi baru, para pemimpin dunia akan
perlu menemukan cara-cara yang efektif untuk berkomunikasi di media sosial.
Bahkan jika kicauan di Twitter terus tumbuh sampai ratusan ribu, tidak ada
risiko bagi diplomasi tradisional untuk menghilang.
Misalnya
saja saat akan mengadakan Olimpiade 2012 di London, Panitia men-tweet, “Saudara-saudara
yang berbahagia, tiba saatnya kita akan menyelenggarakan Olimpiade 2012 yang
akan dilaksanakan di London, Inggris, mohon dukungannya. Salam Olahraga”. Nanti
kemudian di replay, retweet, untungnya tidak hanya di-like.
Namun
dunia ini terus berkembang dan menemukan bentuknya yang semakin simple
dan mudah untuk saling berkomunikasi. Jadi tidak ada salahnya jika media sosial
suatu saat akan dipatenkan sebagai cara-cara untuk melakukan diplomasi. Who
knows.
O ya, Blogisimasi adalah istilah buatan saya untuk mengungkapkan diplomasi dengan Blog (maaf kalo kurang berkenan).
O ya, Blogisimasi adalah istilah buatan saya untuk mengungkapkan diplomasi dengan Blog (maaf kalo kurang berkenan).
kalau dipatenkan dalam menulis atau berbicara tidak bisa seenaknya lagi karena bisa dituntut tentang apa yang pernah disampaikan dalam tulisan
ReplyDeletehmmm....
Deletemakanya bakal repot...
:P
thx infonya sobat.,
ReplyDeleteok
Deleteblogisimasi?? boleh juga tuh kayaknya :D
ReplyDeletehahaa...
Deleteiseng aja kok...
:)
kok komen ku nggak keluar ya?
ReplyDeletesudah muncul kok..
Delete:)
twitter saya tiada aktif, hanya blog saja.. :D
ReplyDeleteterimakasih infonya...
Delete:P
Waduh,. kalo sampai di patenkan, bisa2 aturan untuk nge-twit dan nge-blog semakin beranekaragam dan mengekang...
ReplyDeleteiya....
Deletesemakin ribet dan repot....
:P
Twitter dan blog ada penggemarnya sendiri kang. Jadi bebas mau pilih yang simple atau yang terpapar dengan rapi di blog. Twitter kebanyakan digunakan sebagai ajang mencari pengikut.
ReplyDeletedan katanya menurut salah satu website pewarta,,follower bisa dibeli....
Delete:P
Lah, saya sudah 2 kali buat twitter malah ga tau pasword lagi. Jadi malas deh, enakan ngeblog. :D
ReplyDeletewah curhat nih...
Delete:P
Bertatapan muka saja, komunikasi kadang2 salah kaprah lho. Ini biasa saya temukan antara saya dan suami. Kadang saya bilangnya A misalnya eh diinterpretasikan oleh suami saya dengan B. Jadinya sebaliknya. Setelah kami diskusikan lagi, barulah jelas, memang ada celah yangmembuat salah interpretasi itu dalam cara saya berkomunikasi. Lha, bagaimana coba kalo cara diplomasi tatap muka hilang dan berganti dengan media social? Media sosial tak bisa menggantikan bahasa tubuh dan ekspresi wajah, juga unsur emosi yang perannya penting dalam komunikasi.
ReplyDeleteSaya suka kedua istilah yang dijadikan judul itu :)
Btw, sukses yah kontesnya :)
itulah makanya saya ga setuju kalo kedua istilah tersebut bisa dan dilegalkan dalam melakukan diplomasi.....
Deleteterimkaasih atas like judulnya...
;)
kreatif juga kamu Has.... :D
ReplyDeletemakasih mas...
Delete:)
aq lbh suka blog, akun Twitternya terlantar ehehe
ReplyDeletesemoga blognya tdk terlantar...
Delete:)
istilahnya boleh juga, cuma kayaknya terlalu panjang saat pengucapan
ReplyDeletehmmm....
Deleteakan dipertimbangkan ukuran panjangnya...
:P
Dibandingkan dengan twitter dan blog, saya rasa untuk media informasi resmi website lebih dipercaya, maka dari itu ada tautan link yang disediakan dalam bio twitter.
ReplyDeleteUntuk blog? saya rasa tidak, terlebih blog nya gratisan (maaf), nilai kepercayaannya berkurang.
Pembeda website dengan blog disini maksud saya adalah website lebih minim link (bekerja satu arah untuk pemberi informasi, bukan repost), jarang yang menyediakan kolom komentar melainkan lansung disediakan halaman contact, dan yang jelas minim iklan.
oke terimakasih wejangannya mas miftahgeek...
Delete:)
tulisa dan elo-nya menua dengan baik ya
ReplyDeletedaripada menua sia-sia Gas....
Delete:P
jomblo lg....
hahhaaa
wah kalau ane sich sampai sekarang yg berkembang blog drpda twiter,,
ReplyDeletetwiter aja blm tau bgmna cara mnggunakannya,,,
hehehee
hmm...
Deletecurhat niyee...
:P
waha, setuju dah, bhwa semakin lama dunia terus berkembang dan nemuin bentuknya untuk simple dan mudah berkomunikasi.
ReplyDeletesetuju banget....
Delete:P
mungkin gitu...
ReplyDeletenamun kayaknya saya ga bahas aturan.....
:P
ayo2 follow blog ma twitterku... *halah mlh promosi* :D
ReplyDeleteAYO-AYO...
Delete:p
Yang jelas tweet lebih praktis,nyaman dibanding FB intinya sih :D
ReplyDeleteiyakah.....???
Deletetwitter tuh... bagi saya kaya sms...
ReplyDeleteah yg bener...???
Delete:P
ah twitter... terlalu privat, ga enak lihat status pribadi orang2
ReplyDeletehahaaa.....
Deletestatus apa ocehan...??
:P