STAN

Di salah satu titik di nusantara ada seorang laki-laki yang sedang menatap layar komputer sebuah warnet dengan perasaan deg-degan, detak jantungnya sampai terdengar bagaikan bedug ditabuh. Lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka website STAN, usm.stan.ac.id, karena traffic-nya padat. Hampir seratus ribu lebih tunas bangsa membuka website STAN, untuk melihat apakah dirinya menjadi salah satu yang beruntung atau tidak. Laki-laki itu adalah Dihas, salah satu tunas bangsa yang tumbuh dan berkembang di dekat warisan dunia, Candi Borobudur.

Siapa diantara sahabat blogger yang tidak tahu Borobudur? Sungguh terlalu kata Bang Haji Rhoma Irama. Borobudur adalah desa kecil dengan hamparan bukit yang menakjubkan dengan sebuah candi besar di tengahnya, nama candi inilah yang menjadikan daerah itu dinamai Borobudur, dan tembok kokoh yang melindunginya di sebelah selatan.

Namun menurut beberapa orang, Borobudur adalah identik dengan Yogyakarta. Salah? Ya tapi tidak sepenuhnya, apalagi turis mancanegara, mereka menganggap Borobudur adalah dari bagian Yogyakarta, karena mungkin pertama kali mereka datang ke Indonesia adalah di Yogyakarta, Bandara Adi Sucipto atau bisa juga karena penawaran paket wisata. Sebenarnya Borobudur adalah bagian dari Magelang, Jawa Tengah. Mungkin faktor jarak yang tidak terlalu jauh antara Borobudur dengan Yogyakarta menjadi salah satu alasan mengapa orang menyebut Borobudur adalah bagian dari Yogyakarta, denga kata lain Magelang kurang terkenal. Magelang lebih identik dengan militer. AKMIL berada di Magelang.

Layar komputer masih blank. Kembali Dihas menekan refresh, hasilnya sama saja, nihil. Iseng mencoba searching dengan google dengan macam-macam keyword, seperti “pengumuman mahasiswa STAN 2010”,  “pengumuman STAN 2010”, “nama-nama mahasiswa STAN 2010”, dan lainnya, hasilnya nihil, yang muncul hanya informasi yang tidak diharapkan dan dinantikan. Oke dihas masih menunggu. 30 menit, 45 menit berlalu, satu jam berlalu. Masih belum bisa. Dan di saat-saat Dihas memutuskan untuk melihatnya besok, akhirnya bisa dibuka. Dicari-cari namanya. Ditelusuri baris demi baris, nama demi nama dan akhirnya ketemu juga, Dihas diterima. Jurusannya Prodip I Kepabeanan dan Cukai. Di download filenya, untuk dokumentasi dan penemuan fakta baru bahwa nama dihas tertulis di internet sebagai salah satu mahasiswa STAN, Prodip I Kepabeanan dan Cukai. Horee….. tepuk tangan..!

Matahari masa depan Dihas mulai bersinar di dalam hatinya. Perasaan luar biasa, senang, haru menjadi satu dan rasanya enak dan menyegarkan seperti campuran berbagai macam buah berasa manis yang disatukan menjadi jus. Di saat biaya kuliah semakin mahal dan pendidikan dikatakan penting, Dihas bisa meraihnya. Meringankan beban orang tuanya, meringankan beban di hatinya akan semangat meneruskan pendidikan.