Siapa sangka, dahulunya
adalah pengemis cinta gadis Dayak yang mempesona, sekarang adalah peternak naga
tersukses di Republik. Siapa sangka? Tidak ada, bahkan waktu pun yang tak pernah lekang tak menyangka.
Kesuksesan memang sang pencuri waktu sejati.
Berawal dari perjalanan
Marley, yang di kemudian hari namanya harus dibubuhi gelar King menjadi The
King Marley, ke barat, naik ojek, disambung naik kuda serta naik unta,
sampailah dia di sebuah halte trans Jakarta koridor dua empat, dimana dia harus
tetap melanjutkan perjalanan ke barat dengan manaiki bus “The buss” alias
ngapusi. Dan setelah tujuh puturan kumparan baling-baling bambu, sampailah The
King Marley di sebuah desa bernama Berk. Aneh memang nama desanya. Seaneh
cerita ini, lebih aneh lagi orang yang menulis cerita ini, dan yang paling aneh
adalah orang yang ingin kisahnya ditulis oleh orang aneh menjadi cerita yang
aneh.
Desa Berk. Desa ini adalah
seperti kebanyakan desa yang lain, tidak ada Mall ataupun bioskop apalagi
Penthouse, tidak ada. Saya menjadi sangsi The King Marley menemukan cabe-cabean
di desa ini, Mall saja tidak ada, sekarang kan cabe tumbuhnya di Mall bukan di
kebun.
Di desa ini hanya ada sebuah
kitab yang dianggap suci, dijaga oleh bidadari berparas secantik Alysa
Soebandono (maaf ya Dude, jodoh kita memang tertukar, tapi saya tidak akan tega menengadahkan tangan dan berdoa
agar Tuhan menukarkan kembali ketidaksengajaan tertukarnya jodoh kita, tolong
jaga dan sayangi tulang rusuk saya, jangan membuatnya terluka atau kamu akan
menyesal), matanya semenawan mata Nikita Willy (Diego gak boleh cemburu ya),
dan rambutnya seperti rapinya rambut Cristiano Ronaldo (Ronal, kamu gak boleh ngambek
maenan air, kan kamu emang jadi bintang iklan shampo, apa perlu Messi yang saya tulis, saya kan penggemarmu, Visca
Madrid).
Singkat cerita, ceritanya
disingkat, di-skip gitulah pokoknya,
kalau upacara ya pre-memori (saya masih gak mengerti mengapa harus menggunakan
kata pre-memori mengapa tidak dengan kata yang lainnya, misalnya, pas, lewat,
atau tetot, padahal saya sudah setua ini, ehm, tapi masih seganteng dahulu,
dahulu kala waktu Firaun belum disunat atau waktu Kaisar Nero masih baru
belajar mencumbu wanita), The King Marley mendapatkan HP cerdas bernama Iphone,
masih suadaranya Nokia, sepupu jauhnya Sony (ini HP bukan sempak) dan
dimulailah sebuah peternakan, lebih tepatnya eksploitasi kepada hewan sangar nan agung, dragon, naga
bahasa manusianya. Bicara mengenai naga, di republik ini sudah ada naga yang
lain yang lebih dahulu dikenal, yaitu naga bonar (Bonar Dragon), Nagasari (yang
ini nama makanan, enak lho, saya suka, apalagi kalau pisangnya manis dan yang
masak adalah Nona Marinka. Ehm, saya pernah bermimpi punya tukang masak
secantik Nona Marinka, wow, betapa ngawurnya mimpi saya), naga gini (entah
permainan kata atau bukan saya lebih sreg
dengan kata gini-gini naga), dan yang terakhir adalah naga yang paling
menyiksa, nagatelagiketekloeliklikmandisana.
Ya, The King Marley beternak
naga, jumlahnya tidak tanggung-tanggung, ada 24,75 naga yang di ternakkan.
Kalau ada yang tanya kenapa ada naga yang tidak utuh alias hanya 0,75 saja?
Harap diingat, bahwa ini adalah cerita aneh, jadi saya sendiri juga merasa aneh
mengapa ada naga yang hanya 0,75 saja, apakah kepalanya tidak ada, atau kakinya
tidak ada, saya kurang tahu, saya tidak berani menanyakannya kepada The King Marley,
saya hanya mendapat data dari dinas peternakan yang membawahi peternakan
tersebut. Jadi mari kita anggap naga 0,75 adalah naga yang wajar sewajar naga
lainnya.
Naga di peternakan The King
Marley ini mempunyai tugas masing-masing, ada naga yang dieksploitasi untuk
mencari kayu (saya juga tidak percaya ada naga mencari kayu, seperti cerita
dalam dongeng-dongeng ngawur saja), malahan ada naga yang mencari ikan (semacam
mancing mania), naga mencari pekerjaan (ini naga paling absurd, apa ada jenis pekerjaan mencari pekerjaan, kalau manusia
pasti sudah saya jadikan nagasari, saya suruh Nona Marinka memasaknya sampai
gosong), ada juga naga yang jualan naga (saya pasti pingsan kalau ke pasar dan
melihat yang jual daging ayam adalah ayam, tapi ada kok di berita manusia
menjual manusia dan yang membeli juga manusia). Dan lama kelamaan The King
Marley menjadi gila kayanya, kekayaannya melimpah ruah, hartannya tidak bisa
dihitung, bank pun enggan menerima setoran tabungan The King Marley, komputer
bank sudah tidak mengakomodasi dan mentoleransi digit tabungan The King Marley,
hebat, naga telah membuat seseorang menjadi kaya, kaya orang gila.
The King Marley ketika
sedang mengunjungi peternakannya tidak bisa diganggu, ditanyai, atau disapa.
Pikirannya sudah tenggelam di dalam
kotoran naga, matanya tergenang air seni naga.
Wakakaaaa.........–ekstrim
ya kalimatnya, jangan sakit hati ya, kan saya hanya disuruh nulis.........
Siapa yang belum mengetahui
Siapa Raja Bilyar, silahkan klik disini, gak bayar kok.
aku gak suka bilyard, jadi mau ada rajanya atau tidak saya gak peduli
ReplyDeletegak pengen tau ratunya...??
Delete:P
btw nikita sama dieogo udah putus bang *eh *salahfokus
ReplyDeleteGw juga pengin sih ternak naga, tapi gw bingung nih naroknya dimana.. #eaaa... Ngomong2 bilyard, gw mainnya aja belum pernah. Iya, gw culun iya!
ReplyDeleteJadi...... ini lo dibayar gitu buat nulis gini, Has? Hahaha... Yang di bayangan gue, lo nulis ini sambil diseringai oleh temen-temen lu yang duduknya deketan sama lu. Hahaha
ReplyDeletekalau main bilyar beneran belum pernah, cuma main game bilyar dikompi hla pernah
ReplyDeleteini cerita entah kemana-mana larinya _ _"
ReplyDeletezzzz....lebih aneh lagi orang yang mau baca tulisan orang aneh ini,
Raja Bilyar, setahu gw Andy Law & Stephen Cow yang terkenal
ReplyDelete