Sekarang sudah hampir 4 bulan masih menunggu setelah
lulus dari STAN D1 Kepabeanan dan Cukai, beberapa teman curhat di group FB
bahwa mereka lupa kalau mereka sudah lulus STAN, biasanya kan langsung magang,
namun ekarang luar biasa. Walau hanya D1 namun Dihas bangga karena dengan STAN
Dihas bisa kuliah, alasannya klasik, biaya kuliah sekarang mahal dan tidak
mungkin bagi ortu Dihas menguliahkan dua orang anak dalam waktu bersamaan
mengingat berapa sih uang yang diterima pensiunan PNS (ayah Dihas). Lagi pula
kalau diterima D3 STAN juga ragu apakah bisa lulus, sistem DO-nya masih
berjalan efektif, tidak terpengaruh moratorium.
Mengenai biaya kuliah. Biaya kuliah adalah biaya lain
yang harus dimiliki orangtua untuk dapat mengubah nasib mereka, tentunya ini
buat orang miskin, seperti Dihas. Sedangkan untuk orang kaya, mereka telah
mempersiapkan biaya kuliah 5 tahun plus jangka waktu 2 tahun (rata-rata
mahasiswa S1 mendapatkan pekerjaan). Jika melihat kisah Ikal dan Arai yang
ditulis oleh jari Hirata, semuanya mungkin saja dan dapat menimbulkan semangat
bagi orang miskin, katanya, orang miskin hidup karena mimpi. Namun kenyataannya
orang miskin hidup di dunia nyata yang sebenarnya tidak bersahabat dan kejam
membuat mimpi mereka pun mimpi buruk. Semakin mundur tanggal lahir orang miskin
semakin miskin mereka dilahirkan. Boleh saja menyalahkan program KB tidak
sukses namun semua ini sebenarnya bermula dari kelenjar laknat testosteron dan
estrogen, yang bahayanya sudah mashur dari zaman Adam, dimana Adam dan Hawa
diusir dari surga juga karena dua kelenjar ini.
Setiap remaja, cowok atau cewek pasti penasaran dengan
dua kelenjar tersebut. Tergantung tingkat psikologi mereka, semakin galau
semakin dapat dipastikan mereka tidak mengenyam kebahagiaan, nikah muda karena
keburu menghamili atau dihamili. Mengapa dipastikan, kalaupun orangtuanya kaya
maukah Anda pergi ke Mall bersama istri atau suami dengan menggendong anak
sedangkan teman Anda masih bergaya ABG. Kalau orangtuanya miskin, lengkap sudah
penderitaan.
Sepertinya ngelantur terlalu jauh. DJBC adalah singkatan dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Salah satu unitnya adalah P2 (kalo tidak salah – Penyidikan dan Penindakan). Direktorat P2 ini kalau di Kepolisian hampir sama dengan Reserse. Apa kegiatannya. Silahkan simak video ini, yaitu tentang cegah dan tangkap penyelundupan kayu.
datang berkunjung
ReplyDeletetak usah ragu, walopun D1 asalkan punya pekerjaan lebih mulia dibanding S1 pengangguran.
ReplyDeletebetul sekarang biaya kuliah emang mahal belumlagi biaya kos dan makan wah jadi tambah banyak
ReplyDeletepengen ketawa, esterogen dan testerogen kok dilaknat. ada cara mengontrol, membentengi dengan pemahaman agama dan puasa...
ReplyDeletesukses yaaa...
menurut saya mas Dihas itu keren,
ReplyDeletejebolan STAN,
cerah tuh masa depannya, aamiin..
ah STAN STAN STAN :D *ngincer
ReplyDeletekak dihas lulusan D1 toh, tp itu khusus cowo kan kak ? hem
mauuu jadi anak STAN ih :)
sumpah yaa aku ga ngerti kamu bermaksud nulis tentang apa hahaha...
ReplyDeletewah anak stan. teman saya ada 3 di STAN
ijin menyimak video..
ReplyDeleteeh, dihas.. bukannya tertosteron dan estrogen tuh nama hormon ya?.. kalo kelenjarnya beda lagi namanya.. kelenjar endokrin.
ReplyDeletehihihi maklum mantan mahasiswa biologi :P
oke blog...
ReplyDelete:)
oke mas joe...
:)
iya mas tugu...
:)
iya sih mbak ratna...
ReplyDeletemakasih ya...
:)
amiin mas yudi....
mas yudi jg jebolan STAN kah..??
:)
mau ya dek Lia..??
ayo daftar...
:)
wah sapa aja mbak annesya...
ReplyDeleteblogger jg bukan..??
kenalin donk...
:P
silahkan mas anas...
:)
wah maaf mas gaphe...
salah yah...
:P
saya kurang paham..
saya kira sama...
:P
waduh2... kesbaran kita diuji.. :)
ReplyDeletesemangat lah ya...
ReplyDeletesama.. aku juga bangga..
semangat mas joena dan mas fsadam
ReplyDelete:)
hahaha ngelanturnya jauh banget mas dihas, tapi sipp (y) keep bloging mas (y)
ReplyDeletehahhaaa......
Delete:P