Thursday, 1 August 2013

Seorang Anak Kecil Menjadi Tukang Parkir

SUMBER

Beberapa hari yang lalu, saya membeli sesuatu di sebuah toko. Sesuatu ini sangatlah penting dan hanya saya dan Syahrini yang mengetahuinya.  Toko ini berada di daerah pertokoan. Daerah pertokoan ini tidak ada tukang parkir di hari-hari biasanya. Saya sering ke pertokoan ini, ya bersama Syahrini #ups salah focus.

Nah pada saat saya selesai menuntaskan sesuatu dengan Syahrini #masih salah focus, saya kembali menaiki sepeda motor, dan saat itulah sesuatu yang mengganggu saya muncul. Seorang anak kecil dengan polosnya mendekati saya dan berkata, “Om, uang parkirnya.” tangannya menengadah ke arah saya. Nah, inilah yang mengganggu saya.

Saya heran dengan anak sekecil itu. Oh ya, anak kecil itu memang kecil, sekitar 6 tahunan. Saya berpikir keras sebelum membuat keputusan. Saya dengan cepat memutuskan untuk memberi uang parkir yang dimintanya, naas, saya gak ada uang seribuan, ya sudah saya kasih lima ribuan. Dan ini yang membuat saya berpikir sampai akhirnya saya menuliskannya di blog ini, padahal sudah dua harian yang lalu.


Menurut temen-temen semua, salahkah saya memberikan uang itu kepada anak kecil itu..? teman saya mengatakan kalau perbuatan saya salah, pertama saya begitu bodohnya bisa dengan mudah “dipalak”  oleh anak sekecil itu. Kedua, saya menyalahi aturan tentang dunia perparkiran. Ketiga saya merusak angan-angan dan cita-cita anak kecil itu bahwa hidup ini tidak terlalu muluk-muluk, menjadi tukang parkir pun bisa hidup dengan mudah. Yang terakhir saya dituduh merusak pembagian secara adil, anak kecil ya duitnya kecil, ini pendapat temen saya paling konyol tapi masuk akal, karena anak kecil zaman sekarang gak bisa pegang uang besar, pegang uang kecil saja sudah banyak yang menyalahgunakan untuk membeli rokok.

Terlepas dari komentar teman saya, saya heran dengan orang tua anak kecil itu? Kemanakah mereka? Sampai anaknya menjadi tukang parkir pun tidak tahu. Well, anak kecil itu tidak dekil tapi berpakaian rapi dan mengkilap. Saya ragu untuk menuduh jangan-jangan orangtuanyalah yang menyuruhnya.
Saya rasa iklan tentang menunda usia pernikahan dan menunda punya anak setelah menikah adalah tepat, yaitu ketika seorang calon orangtua telah siap secara materi atau non materi, psikologis atau kasih saying sehingga generasi penerus bangsa ini bias diandalkan. Apalah artinya kuantitas dibandingkan dengan kualitas?


#Yang paling saya suka adalah menunda mempunyai anak karena ketika malam tidak ada yang mengganggu saat akan beribadah *colek Mas Rawins

30 comments:

  1. Anggap aja sedekah sob.
    Bisa jadi orang tuanya juga mencari nafkah. Nah si anak juga turut membantu mencari nafkah lewat jadi tukang parkir. Pernah lihat tontonan orang pinggiran kan? Jadi positif thinking aja. Temenmu itu mungkin belum pernah merasakan jadi posisi anak itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ya udahlah, positive thinking aja... Kita berbuat baik untuk Tuhan, bukan untuk manusia juga... Hehehe... :D

      Biar yang Di Atas yang mencatatnya... :)

      Delete
    2. ya mungkin gitu bang Yitno jd dia gak bisa atau belum bisa merasakan sbg anak kecil yang membantu mencari nafkah.....

      Delete
    3. saya takut nyatatnya jelek mas Nuel...
      jd gmn donk ini...??
      :P

      Delete
  2. Hahaha.. itu Syahrini-nya cakep gak? Cakepan mana sama yang di tipi? :P

    ReplyDelete
    Replies
    1. cakepan yang inilah...
      soalnya ini saya punyaa...
      :)

      Delete
  3. Syahrini buat salah fokus ni yeee :)

    ReplyDelete
  4. harusnya mereka menikmati masa2 kanak2nya dgn bermain dan belajar. hmm bersyukurlah kita dulu nggak seperti itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. alhamdulilahh...
      ternyata mbaknya satu ini pandai bersyukur..
      :)

      Delete
  5. masih mending mau menjadi tukang parkir masih ada usahanya, dari pada ngatok aja mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah ini tipe orangtua kejam niii...
      menurut UU juga anak kecil gak boleh kerja....
      dan apa sebagai orang tua ya tega nyuruh anak kerja...??

      Delete
  6. memang dilema jika berhadapan dengan masalah kayak gini :((

    ReplyDelete
  7. positif feeling aja, mungkin dia bantu ortunya kali
    salam kenal, visit back ya mas

    ReplyDelete
  8. positif feeling aja, mungkin dia bantu ortunya kali
    salam kenal, visit back ya mas

    ReplyDelete
  9. kalau saya mengalamai hal ini bg, saya juga jadi kepikrian. lebih nyaman rasanya memberi infak ke mesjid dibanding ke anak kecil.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener banget....
      tp kalo di masjid apa gak digunain sama takmir masjidnya ya..??
      #suudzon

      Delete
  10. itu memang dilemma... saya jg sering galau mikirnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. hmmm....
      ternyata banyak ya yang memikirkannya....

      Delete
  11. Perhatian orang tua memang perlu gan.. Kalau tidak yang begitu itu mungkin akibatnya. Mungkin sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin itu akibat orang tua yg lalai kali ya bang...
      masuk akal...

      Delete
  12. tapi kalo aku
    peduli itu tidak harus memberi. unsur pendidikannya harus kita pikirkan juga. jangan sampai banyak yang kasih, anak jadi betah di jalanan. dunia anak itu dunia bermain dan jalanan bukan tempat bermain yang baik...

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah ini tipe orang tua yang udah merasakan orang tua...
      bisa dippertimbangkan...

      Delete
  13. .. wachhhhh,, kalo dipikir^ bener juga ya pemikirannya. he..86x ..

    ReplyDelete
  14. Banyak bgt tuh eang skrg anak kecil diperkerjakan jadi apa aja, miris dah. Tapi itu fotonya kayak ariel noah deh. #salahfokus

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan bang, itu kakak iparnya aroel noha kok...
      :P

      Delete

silahkan berkomentar, tidak dipungut biaya..! apabila ada kata yang salah dalam hal deskripsi apa pun tentang isi dari postingan zonesa.blogspot.com, mohon kritik dan sarannya agar lebih baik. terimakasih dan salam hangat. Sehangat pelukan pasangan Anda.