Miskin dan Sederhana

Hidup Sederhana (sumber)

Bukalah pikiran Anda. Miskin dan sederhana? Apakah sama? Beda. Miskin adalah kondisi hidup sedangkan sederhana adalah cara hidup.

Bila Anda banyak uang, Anda makan di warung lalu ada yang bilang, “Lho Anda kok makan di warung, Anda miskin ya..?” Biarkan saja.

Ketika Anda belanja di pasar loak, ada yang bilang, “Anda miskin ya? Kok belanjanya di pasar loak, bukan di Mall?” Biarkan saja.

Kemudian Anda naik angkot, ada yang bilang, “Lho Anda ini miskin ya? Kok naik angkot?” Biarkan saja.

Itu semua karena Anda adalah orang sederhana yang miskin. Maaf bercanda, maksudnya Anda tidak perlu menjawab karena cara hidup Anda dengan yang bertanya memang berbeda.

Orang sederhana tidak selalu berjalan sejajar dengan orang kaya. Orang sederhana juga tidak selalu berjalan sejajar dengan orang miskin. Tapi orang sederhana selalu berjalan dengan orang bijaksana. (bisa baca disini keterangannya).

Banyak pemimpin kita yang kurang sederhana. Misalnya tentang menangani macet. Para pemimpin kita membuat berbagai macam dan segala upaya, ada monorel, busway, jalur three in one, dan lain-lain.  Padahal kalau ingin tidak macet, solusinya sederhana, yaitu tidak usah ada mobil dan kendaraan bermotor, ganti dengan kuda. Makanya di zaman Pangeran Diponegoro tidak ada macet, lha tidak ada mobil.

Motor atau mobil bisa dimodifikasi. Lha apa kuda tidak bisa? Tentu saja bisa. Makanya buat yang beralasan kuda tidak bisa dimodifikasi, itu hanya omong kosong.

Misalnya, gigi kudanya dikasih behel, ekornya dikucir atau di bawah perutnya dikasih lampu neon. Bahkan kalau mau bisa juga kakinya diceperin.

Sebenarnya bangsa ini tidak miskin ide tapi kurang menyederhanakan ide.