Siang Pertama di Kosan Baru

Biasanya yang akan dikenang dan diingat selama hidup adalah malam pertama dimana sepasang keturunan adam, laki-laki dan perempuan, menghabiskan masa lajang dan kesunyian di dalam kesendirian, saling memberikan rasa dan harta yang dijaga sekian lama. Namun kali ini saya mencoba mengungkapkan dan menyingkap tabir dimana siang pertama adalah juga momen terindah dalam membina sebuah rumah tangga.

Nah tepatnya pada hari senin dimana akan ada pengarahan PKL, yang pada akhirnya malah diundur jam 2 siang dari yang seharusnya jam 7.30. Dihas, Soleh dan Alay, mencoba menggukir sebuah siang agar menjadi indah dan dikenang. Bukan mengajarkan suatu etika dalam kamasutra yang disebut dengan threesome dan penyimpangan seksualitas, namun hanya sekedar ingin menjelaskan bahwa siang pertama tak kalah indahnya.

Nah, dihas dan Soleh pulang dari BDK bareng Luki dan Nando, anak Prodip I yang lain, menuju sebuah kosan kuning baru. Luki dan Nando hanya menyurvei selagak surveyor. Selesei survei Luki dan Nando pulang.

Tinggallah bertiga, Dihas, Soleh dan Alay. Sebelum memulai “threesome”, bertiga ngobrolin hasil pertandingan Uruguay vs Paragauay yang dimenangkan Uruguay dengan skor 3-0. Mengusik bagaimana indahnya gol yang diukir oleh Suarez dan Forlan. Ngobrolin kiprah Barcelona dengan beberapa pemain beliannya, Sanchez dan fabregas sampai meragukan kiprah Arsenal di Premiere League musim depan.

Capek dan ngantuk dan tidak tahu harus mengungkapkan apa, dihas, soleh dan alay saling membaringkan tubuh masing-masing dan pada akhirnya……………………………………………..

Selama 3 jam dihas, soleh dan alay tertidur, masing-masing mengukir mimpi masing-masing.

Alay memimpikan seorang bintang FTV yang ashoei, tidak akan saya beritahukan kepada teman-teman, takut jadi infotainment, bermesraan di sebuah taman dengan bau surga. Saling memeluk dan menjamah dalam cinta.

Sedangkan soleh sedang memimpikan bermain futsal dan menjadi bintang di lapangan dengan sepatu futsal barunya, kado terindah tahun ini buat soleh dari orang yang paling dicintainya.

Namun berbeda dengan dihas. Dihas bermimpi dia berada di atas pucuk gunung, memandang matahari terbit sambil ditemani secangkir kopi dan singkong goreng dan pisang goreng. Subhanallah. Dan saat matahari mulai merekah dan akan muncul seorang bidadari dari balik matahari, sebuah hasrat yang tak mungkin bisa ditahan, yang datang menggulung-gulung bagai ombak nabi nuh. Ya, hasrat ingin vivislah yang sedang menerpa dan membangunkan dihas. pupuslah harapan melihat bidadari cantik itu yang ternyata adalah Eta’. J

Note: sebuah awalan adalah yang menentukan berapa jauh anda akan membuat sebuah akhiran.